Cerita tentang sabun / alat membersihkan diri sesungguhnya seiring sejalan dgn cerita kehidupan manusia itu sendiri. Sejak zaman sebelum masehi, manusia sudah berusaha menemukan benda-benda untuk membersihkan diri. Baik itu pd masa Yunani kuno, Mesir kuno, Romawi dan Persia. Macam-macam bentuknya. Ada yg menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Nmun yg dimaksud sabun dlm tulisan ni adalah sabun batangan dan sabun cair yg digunakan untuk mandi dan keperluan bersih-bersih lainnya.
Di Eropa, pembuatan sabun mulai populer sejak abad ke-17. Italia, Spanyol dan Perancis adalah negara-negara yg dikenal sebagai pusat manufaktur pertama sabun. Teknologi pembuatannya terus berkembang dan mengalami berbagai variasi produknya hingga saat ini. Padahal, penemuan racikan yg menghasilkan sabun batangan dan sabun cair sudah diciptakan oleh seorang ilmuwqan muslim di abad ke-9 masehi.
Dialah ar-Razi, nama lengkapnya adalah Abubakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi. Ilmuwan yg di Barat dikenal dgn nama Razes ni lahir di Rayy, dekat Teheran, Iran, pd 251 H/805 M. Pada masa mudanya beliau menjadi tukang intan dan suka pd musik (kecapi). Beliau jg memiliki ketertarikan pd ilmu kimia, ilmu kedokteran dan filsafat. Karena itulah, ar-Razi populer sebagai kimiawan sekaligus dokter dan filosof. Dalam karirnya sebagai dokter, ar-Razi dipercaya memimpin rumah sakit di Rayy oleh Mansur bin Ishaq Ibn Ahmad Ibn Asad ketika menjadi Gubernur.
Salah satu penemuan penting ar-Razi adalah ramuan / racikan untuk membuat sabun batangan. Menurut Ahmad Y Al-Hasan dlm bukunya berjudul, "Teknology Transfer in the Chemical Industries", kota-kota Islam seperti Nablus (Palestina), Kufah (Irak) dan Basrah (Irak) telah menjadi sentra industri sabun sejak masa-masa itu. Hingga kini, formula dasar untuk membuat sabun yg diciptakan ar-Razi tak pernah berubah, hanya mengalami inovasi dan variasi.
Sabun yg dibuat umat Muslim di zaman itu, tulis Hasan, sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, ada sabun cair dan da pula sabun batangan. Bahkan, pd masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut. Resepnya adalah dgn minyak zaitun dan al-Qali sebagai bahan utama. Bahan lain yg sering digunakan untuk membuat sabun adalah natrun.
Ar-Razi jg menulis ratusan buku yg kebanyakan dlm bidang kedokteran dan obat-obatan. Salah satunya adalah "Aj-Judari wal Hasbah". Buku yg berisi tentang cacar dan campak ni kemudian diterjemahkan dlm bahasa Jerman oleh J. Ruska dan diterbitkan dgn judul "ar-Razi's Buch: Geheimnis der Gehemnisse". Karya lainnya antara lain "al-Hawi" (buku menyeluruh) yg terdiri dari dua puluh jilid, "at-Thibur Ruhani" (pengobatan rohani), "Shirur Asrar" (rahasia segala rahasia), "Nafis fi Hisbah wal Jadari" (pengobatan campak dan cacar) dan "Man La Yahdhuruhuth" (pengobatan alternatif ketika tak ada dokter).
Resep pembuatan sabun di dunia Islam jg telah ditulis oleh seorang dokter terkemuka dari Andalusia (Spanyol) bernama Abdul Qasim az-Zahrawi alias Abulcasis (936-1013 M). Dokter yg jg ahli kosmetik ni memaparkan tata cara membuat sabun dlm kitabnya yg monumental bertajuk "At-Tasrif". At-Tasrif merupakan ensiklopedia kedokteran yg terdiri dari 30 volume. Kitab itu telah diterjemahkan ke dlm bahasa Latin dan digunakan sebagai buku referensi utama disejumlah universitas Eropa terkemuka. Sang dokter memaparkan resep-resep pembuatan beragam alat kosmetik pd volume ke-19. Selain itu, resep pembuatan sabun yg lengkap tercatat dlm sebuah risalah bertarikh abad 13 M. Manuskrip itu memaparkan secara jelas dan detail tata cara pembuatan sabun. Fakta ni menunjukkan betapa dunia Islam telah lebih jauh maju dibandingkan peradaban Barat. Masyarakat Barat, khususnya Eropa, diperkirakan baru mengenal pembuatan sabun pd abad ke-16 dan 17 M.
Sherwood Tay Lor (1957) dlm "Medie val Trade in the Mediterranean World" menyebutkan, pd abad ke-13 M, sabun batangan buatan kota-kota Islam di kawasan Mediterania telah diekspor ke Eropa. Pengiriman sabun dari dunia Islam ke Eropa, papar Taylor, melewati Alps ke Eropa utara lewat Italia.

0 Response to "INILAH ILMUWAN MUSLIM PENEMU SABUN"
Post a Comment