Acara peluncuran Imes terbilang mewah karena mampu menghadirkan Ketua DPR RI untk memberikan sambutan di acara peluncuran aplikasi, begitu pula Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Sang pembuat memanfaatkan jargon "karya anak bangsa" untk memasarkan produk ini. Mereka bertekad menjadikan Imes sebagai standar layanan percakapan dari Indonesia layaknya WeChat yg jaya di Tiongkok, Line di Jepang, / KakaoTalk di Korea.
Imes bukanlah satu-satunya layanan percakapan dari Indonesia, ada layanan bernama Catfiz Messenger yg dibuat oleh pengembang asal Surabaya dan kini sudah diunduh sebanyak 1 juta hingga 4 juta di Play Store.
Managing Director PT Gobsindo Utama Sonny J Tendean mengungkapkan harapan untk meraup 60 juta pengguna dlm waktu empat tahun. Caranya dgn menawarkan fitur berbagi file berukuran besar yakni maksimal 250 megabit dan membuat grup beranggotakan 2.000 pengguna sekaligus.
Namun, bagaimana caranya memikat para pengguna yg sudah nyaman dgn ekosistem layanan percakapan yg sudah ada.
"Para pengguna bisa mendukung karya anak bangsa dgn menggunakan layanan percakapan ini," ujar Sonny tanpa mengungkap lebih detail caranya.
Bukan itu saja yg belum dijelaskan oleh Imes. Meskipun saat ni tersedia untk sistem operasi Android saja, Imes tak dpt ditemukan di Play Store tapi hanya bisa diunduh melalui situs resmi mereka yakni imesmessenger.com. Sonny beralasan, mereka menginginkan agar aplikasi tersebut digunakan oleh orang Indonesia saja sehinga dibagikan secara terbatas.
Alasan tersebut tentu jg mengundang tanya karena pengguna dari luar negeri pun bisa berkunjung ke situs resmi dan mengunduhnya sendiri. Aplikasi ni justru sulit ditemukan oleh pengguna bila tak tercantum dlm Play Store / pasar aplikasi lainnya.
Terdapat dua unit ponsel yg disediakan di bagian depan ruang menuju acara peluncuran Imes agar para tamu bisa mencoba-coba sendiri.
Sekilas dicoba, layanan ni mirip dgn layanan percakapan lain lengkap dgn sticker seperti di layanan percakapan kebanyakan, / Blitz! layaknya Ping! dlm BBM.
Bagian pengaturan memberikan kontrol cukup mendetail bagi pengguna misalnya memastikan pengunduhan file berlangsung bila penerima mengizinkannya.
Pendaftaran Tidak Mudah?
Sayangnya pengalaman tersebut tak bisa dirasakan di ponsel milik sendiri karena untk mendaftar sebagai pengguna Imes tidaklah segampang layanan lain. Ada kelebihan karena Imes tak mengharuskan pengguna memiliki nomor telepon tapi prosesnya ternyata tak segampang yg diduga.
Kompas/Didit Putra Erlangga Raharjo Screenshot proses pendaftaran Imes yg sulit (kiri) dan kartu berisi kode registrasi Imes (kanan).
Setelah mengunduh dari situs resminya, Kompas mencoba untk masuk ke halaman pendaftaran dan menjumpai lima baris isian yakni ID, alamat surel dan harus dikonfirmasi sekali, serta kata sandi yg diinginkan dan dikonfirmasi sekali lagi.
Setelah menekan tombol "kirim" proses otentikasi berlangsung lama hingga muncul pemberitahuan bahwa telah terjadi kesalahan dan meminta kita untk menghubungi administrator.
Dari peluncuran yg dilangsungkan pukul 14.00, usaha untk mendaftar Imes terus berlangsung hingga pukul 17.00 dan tak kunjung berhasil.
Sewaktu ditanyakan ke Sonny, dia beralasan bahwa internet yg tak kencang menjadi alasannya. Dia malah mengeluarkan kartu berisi rangkaian kode sebanyak 10 karakter lebih yg dipakai untk mendaftar. Padahal, penggunaan kartu untk mendaftar sama sekali tak disinggung di dlm acara peluncuran maupun sesi penjelasan produk.
Sekali lagi Sonny ditanya tempat untk mendapatkan kartu tersebut dan dijawab "ada di pasaran" dan dia bergegas pergi. Dalam rilis resmi yg dikirimkan jg tak dijelaskan mengenai cara untk mendaftar sebagai pengguna Imes.
Meski demikian, Rudiantara menaruh optimisme terhadap Imes dgn menyebutnya sebagai layanan over the top yg ada berasal dari Indonesia. Artinya memanfaatkan tenaga dari Indonesia, berkantor di Indonesia dan tentunya membayar pajak ke Indonesia.
Rudiantara jg berharap Imes bakal menjadi percontohan mengenai bagaimana layanan OTT memiliki model bisnis yg bisa dijalankan di Indonesia. Selama ni hubungan operator dan OTT layaknya benci dan cinta, keduanya saling membutuhkan tapi kerap tak akur.
Sang pembuat memanfaatkan jargon "karya anak bangsa" untk memasarkan produk ini. Mereka bertekad menjadikan Imes sebagai standar layanan percakapan dari Indonesia layaknya WeChat yg jaya di Tiongkok, Line di Jepang, / KakaoTalk di Korea.
Imes bukanlah satu-satunya layanan percakapan dari Indonesia, ada layanan bernama Catfiz Messenger yg dibuat oleh pengembang asal Surabaya dan kini sudah diunduh sebanyak 1 juta hingga 4 juta di Play Store.
Managing Director PT Gobsindo Utama Sonny J Tendean mengungkapkan harapan untk meraup 60 juta pengguna dlm waktu empat tahun. Caranya dgn menawarkan fitur berbagi file berukuran besar yakni maksimal 250 megabit dan membuat grup beranggotakan 2.000 pengguna sekaligus.
Namun, bagaimana caranya memikat para pengguna yg sudah nyaman dgn ekosistem layanan percakapan yg sudah ada.
"Para pengguna bisa mendukung karya anak bangsa dgn menggunakan layanan percakapan ini," ujar Sonny tanpa mengungkap lebih detail caranya.
Bukan itu saja yg belum dijelaskan oleh Imes. Meskipun saat ni tersedia untk sistem operasi Android saja, Imes tak dpt ditemukan di Play Store tapi hanya bisa diunduh melalui situs resmi mereka yakni imesmessenger.com. Sonny beralasan, mereka menginginkan agar aplikasi tersebut digunakan oleh orang Indonesia saja sehinga dibagikan secara terbatas.
Alasan tersebut tentu jg mengundang tanya karena pengguna dari luar negeri pun bisa berkunjung ke situs resmi dan mengunduhnya sendiri. Aplikasi ni justru sulit ditemukan oleh pengguna bila tak tercantum dlm Play Store / pasar aplikasi lainnya.
Terdapat dua unit ponsel yg disediakan di bagian depan ruang menuju acara peluncuran Imes agar para tamu bisa mencoba-coba sendiri.
Sekilas dicoba, layanan ni mirip dgn layanan percakapan lain lengkap dgn sticker seperti di layanan percakapan kebanyakan, / Blitz! layaknya Ping! dlm BBM.
Bagian pengaturan memberikan kontrol cukup mendetail bagi pengguna misalnya memastikan pengunduhan file berlangsung bila penerima mengizinkannya.
Pendaftaran Tidak Mudah?
Sayangnya pengalaman tersebut tak bisa dirasakan di ponsel milik sendiri karena untk mendaftar sebagai pengguna Imes tidaklah segampang layanan lain. Ada kelebihan karena Imes tak mengharuskan pengguna memiliki nomor telepon tapi prosesnya ternyata tak segampang yg diduga.
Kompas/Didit Putra Erlangga Raharjo Screenshot proses pendaftaran Imes yg sulit (kiri) dan kartu berisi kode registrasi Imes (kanan).
Setelah mengunduh dari situs resminya, Kompas mencoba untk masuk ke halaman pendaftaran dan menjumpai lima baris isian yakni ID, alamat surel dan harus dikonfirmasi sekali, serta kata sandi yg diinginkan dan dikonfirmasi sekali lagi.
Setelah menekan tombol "kirim" proses otentikasi berlangsung lama hingga muncul pemberitahuan bahwa telah terjadi kesalahan dan meminta kita untk menghubungi administrator.
Dari peluncuran yg dilangsungkan pukul 14.00, usaha untk mendaftar Imes terus berlangsung hingga pukul 17.00 dan tak kunjung berhasil.
Sewaktu ditanyakan ke Sonny, dia beralasan bahwa internet yg tak kencang menjadi alasannya. Dia malah mengeluarkan kartu berisi rangkaian kode sebanyak 10 karakter lebih yg dipakai untk mendaftar. Padahal, penggunaan kartu untk mendaftar sama sekali tak disinggung di dlm acara peluncuran maupun sesi penjelasan produk.
Sekali lagi Sonny ditanya tempat untk mendapatkan kartu tersebut dan dijawab "ada di pasaran" dan dia bergegas pergi. Dalam rilis resmi yg dikirimkan jg tak dijelaskan mengenai cara untk mendaftar sebagai pengguna Imes.
Meski demikian, Rudiantara menaruh optimisme terhadap Imes dgn menyebutnya sebagai layanan over the top yg ada berasal dari Indonesia. Artinya memanfaatkan tenaga dari Indonesia, berkantor di Indonesia dan tentunya membayar pajak ke Indonesia.
Rudiantara jg berharap Imes bakal menjadi percontohan mengenai bagaimana layanan OTT memiliki model bisnis yg bisa dijalankan di Indonesia. Selama ni hubungan operator dan OTT layaknya benci dan cinta, keduanya saling membutuhkan tapi kerap tak akur.
0 Response to "Imes, Aplikasi chating RASA Indonesia"
Post a Comment