Xiaomi telah berhasil menjadi produsen smartphone terbesar ke-3 di dunia. Peningkatan pasar yg signifikan agaknya didorong harga perangkat-perangkat Xiaomi yg terhitung murah.
Pun begitu, HTC memprediksi kejayaan Xiaomi tak bakal bertahan lama. "Saya rasa, model bisnis mereka hanya untk jangka pendek," begitu kata kepala pemasaran HTC yg baru, Idris Mootee, sebagaimana dilaporkan PhoneArena dan dihimpun KompasTekno, Rabu (11/3/2015).
Mootee jg menganggap Xiaomi sama sekali bukan "ancaman" bagi HTC. Menurutnya, pabrikan asal Tiongkok tersebut hanya akan menguasai pangsa pasar Tiongkok dan beberapa negara Asia. "Xiaomi bukan kompetitor kami. Dengan berbagai alasan, saya ragu mereka bisa masuk ke pasar AS," kata Mootee.
Hanya saja, Mootee tak menjabarkan secara detil berbagai alasan yg ia maksudkan. Seperti diketahui, pd Februari lalu Xiaomi telah berusaha mengekspansi cakupannya ke AS dgn membuka gerai online di sana. Walaupun, untk sementara, gerai tersebut direncanakan untk menjual aksesori saja.
Saat ditanya apakah akan menelurkan produk smartphone murah seperti Xiaomi, Moote berkilah hal tersebut bukan pilihan bagi HTC. Menurut Mootee, menjajakan komoditas adalah hal penting bagi tiap vendor gadget, namun itu bukanlah segala-galanya.
"Kalian bisa saja membeli smartphone murah. Tapi apakah kalian akan puas hanya dgn teknologi yg biasa saja ketika saat ni ada banyak teknologi yg sangat canggih? Saya rasa pengguna cenderung mencari yg terbaik walaupun harus merogoh kocek lebih," Mootee menjelaskan ihwal penilaiannya atas pilihan strategi Xiaomi.
Mootee jg mengklaim posisi HTC saat ni lebih stabil dibandingkan Xiaomi. "Smartphone murah datang dan pergi, mereka tak berkelanjutan dan tak menguntungkan. Mereka jg tak membangun sebuah merek, melainkan melulu terkait komoditas. Ini bukan cara bisnis yg kami jalankan," katanya.
Pabrikan asal Taiwan tersebut menganggap sebuah merek harus diperkenalkan sebagai cerita bagi para konsumen. Setiap produk harus digodok dgn menawarkan kisah tertentu, bukan sekadar menjual semurah-murahnya untk dibeli sebanyak-banyaknya.
Dalam hal ini, Mootee menganggap Apple adalah perusahaan teknologi yg sudah menerapkan konsep tersebut. Produk-produk Apple, di mata Mootee, terlihat lebih bernilai ketimbang hanya sekedar komoditas elektronik. "Mereka (Apple) mengedepankan sesuatu, sesuatu yg lebih besar daripada brand," kata dia.
Pun begitu, HTC memprediksi kejayaan Xiaomi tak bakal bertahan lama. "Saya rasa, model bisnis mereka hanya untk jangka pendek," begitu kata kepala pemasaran HTC yg baru, Idris Mootee, sebagaimana dilaporkan PhoneArena dan dihimpun KompasTekno, Rabu (11/3/2015).
Mootee jg menganggap Xiaomi sama sekali bukan "ancaman" bagi HTC. Menurutnya, pabrikan asal Tiongkok tersebut hanya akan menguasai pangsa pasar Tiongkok dan beberapa negara Asia. "Xiaomi bukan kompetitor kami. Dengan berbagai alasan, saya ragu mereka bisa masuk ke pasar AS," kata Mootee.
Hanya saja, Mootee tak menjabarkan secara detil berbagai alasan yg ia maksudkan. Seperti diketahui, pd Februari lalu Xiaomi telah berusaha mengekspansi cakupannya ke AS dgn membuka gerai online di sana. Walaupun, untk sementara, gerai tersebut direncanakan untk menjual aksesori saja.
Saat ditanya apakah akan menelurkan produk smartphone murah seperti Xiaomi, Moote berkilah hal tersebut bukan pilihan bagi HTC. Menurut Mootee, menjajakan komoditas adalah hal penting bagi tiap vendor gadget, namun itu bukanlah segala-galanya.
"Kalian bisa saja membeli smartphone murah. Tapi apakah kalian akan puas hanya dgn teknologi yg biasa saja ketika saat ni ada banyak teknologi yg sangat canggih? Saya rasa pengguna cenderung mencari yg terbaik walaupun harus merogoh kocek lebih," Mootee menjelaskan ihwal penilaiannya atas pilihan strategi Xiaomi.
Mootee jg mengklaim posisi HTC saat ni lebih stabil dibandingkan Xiaomi. "Smartphone murah datang dan pergi, mereka tak berkelanjutan dan tak menguntungkan. Mereka jg tak membangun sebuah merek, melainkan melulu terkait komoditas. Ini bukan cara bisnis yg kami jalankan," katanya.
Pabrikan asal Taiwan tersebut menganggap sebuah merek harus diperkenalkan sebagai cerita bagi para konsumen. Setiap produk harus digodok dgn menawarkan kisah tertentu, bukan sekadar menjual semurah-murahnya untk dibeli sebanyak-banyaknya.
Dalam hal ini, Mootee menganggap Apple adalah perusahaan teknologi yg sudah menerapkan konsep tersebut. Produk-produk Apple, di mata Mootee, terlihat lebih bernilai ketimbang hanya sekedar komoditas elektronik. "Mereka (Apple) mengedepankan sesuatu, sesuatu yg lebih besar daripada brand," kata dia.
0 Response to "Xiaomi diramalkan gak akan bertahan lama !!"
Post a Comment