Sinopsis Jodha Akbar episode 539 by Sally Diandra. Masih di kuil Dewi Kali, Jalal sudah siap untk mengorbankan jiwanya untk Jodha, Jalal menunduk sementara Shagnui Bai memegang pedang Jalal dan bersiap siap hendak menghunuskan pedang itu kearah Jalal, tak lama kemudian Shagnui Bai memenggal kepala Jalal hingga darahnya menciprat ke wajah Shagnui Bai “Ayaaaahhh !!!” Salim berteriak lantang, sedangkan Rahim dan Abu Fazal terperangah tak percaya, mereka terlihat sedih melihat keadaan Jalal.
Malam itu, Jodha yg masih kerasukan Laboni sedang duduk di depan meja riasnya “Bagus juga, anak menantuku merias wajahku sekarang, jangan khawatir Salim sudah menceritakan semuanya padaku, aku sudah mengatakan iya pd Salim, aku akan melangsungkan pernikahanmu dgn Salim” Jodha melirik ke arah Anarkali “Aku tahu ni bukan Malika Hind yg sedang berbicara tapi orang lain yg bicara” bathin Anarkali “Malika Hind, aku pikir sebaiknya anda mandi terlebih dahulu, aku membawa parfum yg sangat special, jika anda mandi menggunakan parfum itu maka Yang Mulia tak akan mau pergi jauh jauh dari anda” Anarkali menunjukkan parfum specialnya ke Jodha, Jodha memperhatikannya dgn seksama sambil melirik sekilas ke Anarkali “Kami para penari biasanya menggunakan parfum ini, Malika Hind” Jodha mengambil parfum tersebut dari tangan Anarkali “Jangan sebut dirimu sendiri penari karena kamu akan menjadi istrinya Salim sekarang dan aku tahu kalau kamu memang ahli dlm segala hal, kalau begitu sekarang saatnya kita pergi dan mandi !” Jodha segera berdiri dan berbalik ke belakang, dilihatnya Moti menghampirinya sambil membawa nampan berisi pakaian untk Jodha, Jodha tak menyukai pakaian itu “Apa kamu gila ?! Baju itu jelek !” Jodha segera melempar nampan tersebut hingga jatuh berantakan “Aku tak akan memakainya ! Aku akan memilih bajuku sendiri !” Jodha terlihat marah pd Moti “Mari Malika Hind, kita pergi” Jodha melirik ke arah Anarkali kemudian mengangguk “Moti, bersihkan kamarku ni !” mereka pun berlalu menuju ke kamar mandi.
Di kuil Dewi Kali, semua anggota keluarga kerajaan masih termangu tak percaya ketika melihat jenazah Jalal yg di tutup dgn kain putih dgn bercak darah membekas di atasnya “Pangeran Salim, kita tak punya cara lain untk menyelamatkan Ratu Jodha, percayalah padaku semuanya akan baik baik saja sekarang” Salim masih merasa sedih dgn kematian Jalal walaupun Shagnui Bai menghibur mereka
Jodha memasuki kamar mandi, Anarkali segera mempersiapkan semuanya, parfum yg dibawanya tadi di campurkan ke dlm air di bak kamar mandi, dari kejauhan Rukayah dan Salima mengintip Jodha dan Anarkali yg sudah masuk ke kamar mandi “Anarkali telah melakukan pekerjaannya, sekarang kita harus menyelesaikan pekerjaan kita, Ratu Rukayah” Rukayah menganggukkan kepalanya kemudian mereka berdua pergi dari tempat tersebut. Di dlm kamar mandi, Jodha tersenyum bahagia sambil memasuki bak kamar mandi tersebut dgn gayanya yg manja, setelah masuk ke dalamnya, Jodha segera memercikkan air itu ke atas dan bermain main dgn air, sementara itu Anarkali mulai membersihkan tubuh Jodha “Malika Hind, dgn parfum ini, Yang Mulia pasti akan terkenang akan kecantikan wajahmu” Jodha tersenyum senang sambil memercikkan air itu ke arah Anarkali, Anarkali hanya tersenyum “Seperti Salim yg terus terkenang akan dirimu ? Jangan malu malu” Jodha tertawa terbahak bahak sambil terus bermain main air
Salima, Moti dan Rukayah sedang menaburkan debu sihir pemberian Shagnui Bai di sekitar kamar Jodha, abu tersebut mereka tutupi dgn taburan kelopak bunga hingga terlihat seperti rangoli, sementara itu Anarkali sedang membantu Jodha berdandan “Aku sangat berharap Ratu Rukayah dan Ratu Salima telah menyelesaikan pekerjaannya” bathin Anarkali cemas sambil sesekali menengok keluar, Anarkali kemudian menata rambut Jodha sambil terus mengulur ulur waktu “Anarkali, sekarang saatnya kamu bisa merias aku di kamarku” Jodha segera keluar dari kamar mandi, Anarkali merasa was was dan mengikuti Jodha di belakang, sementara Moti, Rukayah dan Salima masih menebarkan abu tersebut dan menutupinya dgn taburan kelopak bunga, saat itu Jodha berjalan menuju ke kamarnya bersama Anarkali “Anarkali, hasil riasanmu sangat halus dan cantik, kamu layak mendapatkan sebuah hadiah” tepat pd saat itu ketika Jodha sampai di depan kamarnya, Jodha terkejut ketika melihat Rukayah, Salima dan Moti sedang berada di depan kamarnya “Apa yg kalian berdua lakukan di sini ?” Jodha nampak kesal melihat Salima dan Rukayah “Oh Ratu Jodha, kami sedang membuat Rangoli, apakah kamu lupa kalau kamu selalu membuat rangoli ketika Yang Mulia kembali dari perang, kami pikir kami akan membuatkannya untukmu dan nanti ketika Yang Mulia kembali, dia akan mendatangi kamu yg pertama kali” Salima tersenyum dan membenarkan ucapan Rukayah “Pekerjaan yg bagus ! Kalian berdua bisa pergi sekarang !” Jodha langsung memasuki kamarnya tanpa ada rasa curiga sedikitpun, Anarkali, Salima dan Rukayah segera pergi meninggalkan Jodha, sementara Moti mengikuti Jodha masuk ke dlm kamarnya.
Di ruang keluarga, Hamida mengucapkan rasa terima kasihnya pd Anarkali sambil memengang tangan Anarkali dan di letakkannya di depan dahinya, Anarkali merasa sungkan pd Hamida “Ibu Suri, jangan lakukan ini, aku ni cuma seorang penari, tanganku kotor dan hina” Hamida masih menggenggam tangan Anarkali seraya berkata “Tangan yg telah menolong orang lain tak akan bisa kotor, apa yg telah kamu lakukan pd Ratu Jodha, tak akan pernah aku lupakan” Anarkali menggelengkan kepalanya “Ini adlh tugasku, ibu Suri” Salima tersenyum ke arah Anarkali “Jika kamu tak bersama kami maka kami tak akan bisa menjebak setan itu” Rukayah tak suka dgn perlakuan ibu mertuanya dan Salima ke Anarkali “Gila ! Mereka telah membuat seorang penari menjadi seorang malaikat, ni benar benar bodoh !” bathin Rukayah dlm hati “Kami telah menjebak Laboni tapi bagaimana kalau nanti dia curiga pd kita” Hamida masih merasa cemas “Tenang ibu, aku telah meminta Moti untk menemani Ratu Jodha maka dgn begitu dia tak akan mendekati abu itu” Rukayah menenangkan ibu mertuanya
Malam itu Salim, Rahim, Abu Fazal memasuki istana sambil mengusung jenazah Jalal dlm sebuah tandu yg di tutupi kain putih di bahu mereka, kemudian mereka meletakkan jenazah Jalal di tengah halaman, semua orang nampak sedih dan berduka, terlebih Salim yg baru saja merasakan kasih sayang ayahnya setelah sekian lama dirinya berpisah, Shagnui Bai mengambil abu kemudian di taburkannya abu itu di sekitar jenazah Jalal dan dia jg membuat sebuah lingkaran kosong di sebelah Jalal dgn abu tersebut “Pangeran Salim, pergilah dan beritahu keluargamu tentang kematian Yang Mulia, tapi ingat, dengarkan aku, Laboni bisa saja menyakiti kamu, kamu harus menjauhinya” Salim mengangguk sedih menuruti ucapan Shagnui Bai, sambil membuka topi perangnya, Salim berlalu dari sana, sepeninggal Salim, Shagnui Bai meminta pd Rahim “Pangeran Rahim, sekarang tugasmu adlh membakar chita” Rahim merasa heran “Chita ?” Shagnui Bai mengangguk mantap “Ya ! Cepat lakukan !” Rahim pun meninggalkan Shagnui Bai
Di ruang keluarga, dgn perasaan berduka dan sedih Salim menemui nenek dan ibu tirinya, hatinya serasa hancur berkeping keping “Salim, di mana ayahmu ?” Hamida segera memberondong pertanyaan ke Salim “Ayaaah ,,, ayah ,,,, ayah telah meninggal, nenek” semua orang yg berada disana langsung terkejut tak percaya dgn apa yg didengarnya barusan, Hamida terhenyak kemudian terduduk lemas dan menangis “Nenek, ayah melakukan ni semua untk istrinya, untk kekasihnya, kita tak akan membiarkan perngorbanan ayah menjadi sia sia, Shagnui Bai bersama kita, kita harus menyiapkan diri kita sendiri, kita harus mengatakan hal ni pd ibu” Salim berupaya menenangkan neneknya yg terjatuh lemas “Lalu siapa yg akan mengatakannya pd Jodha ? Nenek tak tahu apa yg akan dia lakukan” Hamida mulai menangis sedih “Aku akan mengatakan padanya, ibu ,,, bahwa suami kami telah meninggal dunia” sela Rukayah “Aku akan menemani kamu, ibu” ujar Salim
Di kamar Jodha, Jodha masih ditemani oleh Moti, saat itu Jodha sedang menari nari kesenangan sambil menunggu kedatangan Jalal, Moti jg ada disana menemaninya dgn tatapan heran dan cemas. Tak lama kemudian Rukayah dan Salim menemuinya, Rukayah menangis sesenggukkan “Kenapa kamu menangis Rukayah ?” Jodha tak suka dgn kemunculan Rukayah di kamarnya “Ratu Jodha, Yang Mulia sudah tak ada lagi ,,, musuh telah menyerangnya di medan perang dan dia telah meninggal” Jodha tak percaya dgn ucapan Rukayah, Jodha segera mencengkram rambut Rukayah dan menariknya kuat hingga Rukayah merasa kesakitan “Kamu selalu menginginkan Jalal agar bisa menjauh dari aku kan ! Ini pasti permainanmu ! Dengar Rukayah ! Jalal adlh milikku ! Kamu ni pasti bersandiwara Rukayah !” Jodha menatap Rukayah tajam dgn penuh amarah, sementara Salim dan Moti hanya bisa terdiam melihat perlakuan Jodha yg begitu murka “Aku mengatakan yg sebenarnya, Ratu Jodha ,,, bagaimana aku bisa berbohong mengenai kematiannya, jika kamu mempercayai aku maka lihatlah jenazah Jalal di taman” Rukayah mengajak Jodha mendekat ke jendela, kemudian Rukayah menunjukkan jenazah Jalal yg terbaring di tengah halaman istana di tutupi kain putih dgn bercak darah di atasnya “Aku mengatakan yg sebenarnya, Ratu Jodha ,,, Jalal sudah tiada lagi selama lamanya” Jodha murka melihat jenazah Jalal “Ini tak boleh terjadi ! Ini tak boleh terjadi ! Jalal tak bisa meninggalkan aku begitu saja !” Jodha mengamuk sambil membanting semua barang barang yg ada di kamarnya, Rukayah, Moti dan Salim terperangah dan langsung menghindari Jodha... Sinopsis Jodha Akbar episode 540 by Sally Diandra.
0 Response to "[Sally Diandra] Sinopsis Jodha Akbar episode 539 by Sally Diandra"
Post a Comment