![]() |
Dr. Fachry Ali saat bicara Civic Islam di PWNU Jabar |
Agar Menteri Tidak Korupsi, Jangan dimintai Proposal Terus
Pakar Politik Indonesia, Dr. Fachri Ali mengatakan, saat ni kemajuan bangsa tak bisa diharapkan dari kelompok muslim karena menurutnya borjuasi muslim di dlm kekuasaan itu lemah basis materialnya.
Fachry mengatakan hal tersebut dlm presentasi seminar Civic-Islam untk Indonesia di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, Kamis 21 Mei 2015.
“Dulu gerakan Syarikat Islam di masa awal sebelum HOS Cokroaminoto belum masuk politik masih diharapkan berkembang sebagai solusi. Tiba-tiba tahun 1911, HOS Cokroaminoto dan kawan-kawannya membangun gerakan politik tanpa basis material yg kuat dan itu tak berhasil,” paparnya.
Sepanjang sejarah, kelompok Islam ni lemah secara material dan karena itu tak mampu membiayai gerakannya secara mandiri, bahkan harus bergantung dgn penguasa dan untk itu pula kekuatan sipil di baliknya sering mendorong perilaku korupsi para pejabat.
“Karena itu supaya tak korupsi, janganlah para menteri dari NU dan Muhammadiyah itu disodori proposal terus. Sebab itu yg menjadikan mereka korupsi,” paparnya.
Fachry berpendapat demikian karena para menteri dari kelompok Islam, terutama NU dan Muhammadiyah ni adlh politisi yg tanpa modal material yg kuat. Sehingga kalau dikalkulasi dari pendapatannya, tak mungkin mampu membangun gedung, / membiayai gerakan yg berbiaya tinggi. Memaksa para menteri / politisi untk selalu menyetor dana itu sama dgn menjerumuskan mereka melakukan korupsi.
“Itu sudah menjadi fakta. Tapi memang aneh, rakyat sendiri jg sering mendorong elitnya untk korupsi. Sebagai contoh saya beri ilustrasi, ada seorang politisi yg pusing karena dimintai dana. Lalu bilang, waduh darimana saya harus mencari dana sebesar itu, eh, orang yg meminta dana itu bilang, usahakan saja, saya doakan Anda selamat tak ditangkap KPK,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Dalam pandangan Fachry, sekarang memang tak ada partai islam yg berani mengatakan dirinya bersih karena faktanya terlibat korupsi. Karena itu ia berharap pd gerakan Civic-Islam agar memiliki kekuatan basis material sehingga tak tergantung negara, / jika tak kuat secara finansial, harus mampu membuktikan kemampuan memobilisasi secara kultural.
“Ada contoh keberhasilan dgn mobilisasi, yaitu relawan Projo, / pro-jokowi yg mungkin saya sebut sebagai civic-club karena mampu mengalahkan kekuatan finansial para pemilik partai dan pemilik televisi.”-Mds/And
Sumber: katakini.com
0 Response to "Politisi Muslim Lemah Basis Material, Berakibat Korupsi"
Post a Comment