lusihkas.blogspot.com - By Epholic
Manusia itu sangat ego dan sombong. Orang kaya merasa dirinya berkuasa sehingga leluasa menginjak orang miskin dan lemah. Pejabat merasa dirinya hebat dan super power sehingga seudele dewek menindas rakyat. Padahal, hakikatnya, manusia adlh sama di mata Allah. Tidak ada miskin dan kaya. Tidak ada rakyat dan penguasa. Tidak ada kulit putih itu lebih baik dibanding kulit hitam. Di mata Allah, semuanya sama. Allah hanya melihat dari kualitas ibadahnya. Kisah-kisah seperti inilah yg diusung dlm ibadah haji. Menurut Dr. Ali Syariati, ibadah haji adlh sebuah pertunjukan tentang penciptaan, sejarah, keesaan, ideologi Islam, dan ummah. (hal.19)
Keesaan manusia sebagi makhluk Allah sangat kentara dlm ibadah haji. Mereka mengenakan pakaian ihram yg sama yakin berwarna putih dan polos. Dalam keadaan inilah, kita tak pernah tahu apakah orang yg berada di depan kita adlh orang kaya? Apakah orang yg berjalan di samping kita adlh seorang pejabat? Apakah orang tua yg diusung dgn tandu adlh orang miskin? Semua orang di sana nyaris tak beridentitas, semuanya menjadi esa, satu. Mereka sedang berevolusi untk menuju Allah. Buku berjudul asli Hajj dan diterjemahkan menjadi Makna Haji ni merupakan ringkasan dari pengalaman dan pemahaman pribadi Dr. Ali Syariati setelah menunaikan ibadah haji tiga kali dan berkeliling kota Makkah satu kali. Buku ni hanyalah komentar dan tafsiran tentang berbagi ritus haji oleh seorang hamba yg hina, tulis Ali Syariati. Menurutnya, dgn buku ni ia mencoba menafsirkan ritus-ritus ibadah haji sebagi seorang Muslim yg sudah menunaikan ibadah haji dan berhak untk berbicara tentang haji sepulang ke negerinya. Perspektif Ali Syariati tentang haji sangat konstruktif dan inovatif. Salah satunya adlh ketika ia menyimbolkan ibadah haji seperti sebuah pertunjukan (sandiwara). Dalam ibadah haji, Allah adlh sutradaranya. Tema yg dibawakan adlh perbuatan orang-orang yg terlibat dan para tokoh utamanya adlh Adam, Ibrahim, Hajar, dan Setan. Lokasi pertunjukannya adlh Masjid al-haram, daerah Haram, Mas’a, Arafah,Masy’ar dan Mina. Sementara simbol-simbol yg penting adlh Ka’bah, Shafa, Marwah, siang, malam, matahari terbit, matahari tenggelam, berhala dan upacara kurban. Pakaian dan make-up-nya adlh Ihram, Halqh dan Taqshir. Kita sendiri yakini orang yg berhaji adlh aktor-aktornya. Tidak peduli apakah kita seorang laki-laki / perempuan, muda / tua, kulit hitam / kulit putih, kita adlh aktor utama yg berperan sebagi Adam, Ibrahim, dan Hajar dlm konfrontasi antara Allah dgn setan. Agar ibadah haji diterima Allah, menurut Ali Syariati, kita harus bisa melepaskan sifat-sifat serigala (lambang kekejaman dan penindasan), tikus (lambang kelicikan), rubah (lambang tipu daya), dan domba (lambang penghambaan). Unsur-unsur ni harus dihindari oleh orang berhaji. Sebab, Hajj (orang berhaji) bisa menjadi teladan dlm kegelapan masyarakat, bagikan sinar kemilau dlm kegelapan, ujar Syariati. Buku ni sangat bagus untk dibaca, karena itu ia sampai delapan kali mengalami cetak ulang, di mana cetakan pertama adlh tahun 2001. Semoga kita bisa menjadi haji yg mabrur! Amin
other source : http://news.detik.com, http://epholic.blogspot.com, http://lintas.me
0 Response to "[Opini] HAJI, SEBUAH PERTUNJUKAN KEESAAN MANUSIA"
Post a Comment