lusihkas.blogspot.com - Saudariku, jilbab adlh pakaian yg berfungsi untk menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar dia tak dinikmati oleh sembarang orang. Ingatkah engkau ketika engkau membeli pakaian di pertokoan, mula-mula engkau melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu ketika kau jatuh cinta kepadanya, engkau akan meminta kepada pemilik toko untk memberikanmu pakaian serupa yg masih baru dlm segel. Kenapa demikian? Karena engkau ingin mengenakan pakaian yg baru, bersih dan belum tersentuh oleh tangan-tangan orang lain. Jika demikian sikapmu pd pakaian yg hendak engkau beli, maka bagaimana sikapmu pd dirimu sendiri? Tentu engkau akan lebih memantapkan ’segel’nya, agar dia tetap ber’nilai jual’ tinggi, bukankah demikian? Saudariku, izinkan aku sedikit mengingatkanmu pd firman Rabb kita ‘Azza wa Jalla berikut ini,
Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yg (biasa) nampak daripadanya.’ (Qs. An-Nuur: 31)
Dan firman-Nya,
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untk dikenali, karena itu mereka tak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Al-Ahzaab: 59)
Saudariku tercinta, Allah tak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adlh seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, / pun sebagai seorang individu yg menjadi bagian dari masyarakat. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untk melindungi kita dari berbagai virus ganas yg merajalela di luar sana. Sebagaimana yg pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yg artinya,
Wanita itu adlh aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya. (Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-Thabrani dlm Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma)
Saudariku, berjilbab bukan hanya sebuah identitas bagimu untk menunjukkan bahwa engkau adlh seorang muslimah. Tetapi jilbab adlh suatu bentuk ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yg telah engkau kerjakan. Jilbab jg merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yg menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, jilbab jg merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk dgn kasih sayang Rabb kita yg tiada duanya ini?
Aku Belum Berjilbab, Karena…
1. Hatiku masih belum mantap untk berjilbab. Jika hatiku sudah mantap, aku akan segera berjilbab. Lagipula aku masih melaksanakan shalat, puasa dan semua perintah wajib kok..
Wahai saudariku… Sadarkah engkau, siapa yg memerintahmu untk mengenakan jilbab? Dia-lah Allah, Rabb-mu, Rabb seluruh manusia, Rabb alam semesta. Engkau telah melakukan berbagai perintah Allah yg berpangkal dari iman dan ketaatan, tetapi mengapa engkau beriman kepada sebagian ketetapan-Nya dan ingkar terhadap sebagian yg lain, padahal engkau mengetahui bahwa sumber dari semua perintah itu adlh satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Seperti shalat dan amalan lain yg senantiasa engkau kerjakan, maka berjilbab pun adlh satu amalan yg seharusnya jg engkau perhatikan. Allah Ta’ala telah menurunkan perintah hijab kepada tiap wanita mukminah. Maka itu berarti bahwa hanya wanita-wanita yg memiliki iman yg ridha mengerjakan perintah ini. Adakah engkau tak termasuk ke dlm golongan wanita mukminah?
Ingatlah saudariku, bahwa sesungguhnya keadaanmu yg tak berjilbab tapi masih mengerjakan amalan-amalan lain, adlh seperti orang yg membawa satu kendi penuh dgn kebaikan akan tetapi kendi itu berlubang, karena engkau tak berjilbab. Janganlah engkau sia-siakan amal shalihmu disebabkan orang-orang yg dgn bebas di tiap tempat memandangi dirimu yg tak mengenakan jilbab. Silakan engkau bandingkan jumlah lelaki yg bukan mahram yg melihatmu tanpa jilbab tiap hari dgn jumlah pahala yg engkau peroleh, adakah sama banyaknya?
2. Iman kan letaknya di hati. Dan yg tahu hati seseorang hanya aku dan Allah.
Duhai saudariku…Tahukah engkau bahwa sahnya iman seseorang itu terwujud dgn tiga hal, yakni meyakini sepenuhnya dgn hati, menyebutnya dgn lisan, dan melakukannya dgn perbuatan?
Seseorang yg beramal hanya sebatas perbuatan dan lisan, tanpa disertai dgn keyakinan penuh dlm hatinya, maka dia termasuk ke dlm golongan orang munafik. Sementara seseorang yg beriman hanya dgn hatinya, tanpa direalisasikan dgn amal perbuatan yg nyata, maka dia termasuk kepada golongan orang fasik. Keduanya bukanlah bagian dari golongan orang mukmin. Karena seorang mukmin tak hanya meyakini dgn hati, tetapi dia jg merealisasikan apa yg diyakininya melalui lisan dan amal perbuatan. Dan jika engkau telah mengimani perintah jilbab dgn hatimu dan engkau jg telah mengakuinya dgn lisanmu, maka sempurnakanlah keyakinanmu itu dgn bersegera mengamalkan perintah jilbab.
3. Aku kan masih muda…
Saudariku tercinta… Engkau berkata bahwa usiamu masih belia sehingga menahanmu dari mengenakan jilbab, dapatkah engkau menjamin bahwa esok masih untk dirimu? Apakah engkau telah mengetahui jatah hidupmu di dunia, sehingga engkau berkata bahwa engkau masih muda dan masih memiliki waktu yg panjang? Belumkah engkau baca firman Allah ‘Azza wa Jalla yg artinya,
Kamu tak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, jika kamu sesungguhnya mengetahui. (Qs. Al-Mu’minuun: 114)
Pada hari mereka melihat adzab yg diancam kepada mereka, (mereka merasa) seolah-olah tak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pd siang hari. (Inilah) waktu pelajaran yg cukup. (Qs. Al-Ahqaaf: 35)
Tidakkah engkau perhatikan tetanggamu / teman karibmu yg seusia denganmu / di bawah usiamu telah menemui Malaikat Maut karena perintah Allah ‘Azza wa Jalla? Tidakkah jg engkau perhatikan si fulanah yg kemarin masih baik-baik saja, tiba-tiba menemui ajalnya dan menjadi mayat hari ini? Tidakkah semua itu menjadi peringatan bagimu, bahwa kematian tak hanya mengetuk pintu orang yg sekarat / pun orang yg lanjut usia? Dan Malaikat Maut tak akan memberimu penangguhan waktu barang sedetik pun, ketika ajalmu sudah sampai. Setiap hari berlalu sementara akhiratmu bertambah dekat dan dunia bertambah jauh. Bekal apa yg telah engkau siapkan untk hidup sesudah mati? Ketahuilah saudariku, kematian itu datangnya lebih cepat dari detak jantungmu yg berikutnya. Jadi cepatlah, jangan sampai terlambat…
4. Jilbab bikin rambutku jadi rontok…
Wahai saudariku, ,Sepertinya engkau belum mengetahui fakta terbaru mengenai ‘canggih’nya jilbab. Dr. Muhammad Nidaa berkata dlm Al-Hijaab wa Ta’tsiruuha ‘Ala Shihhah wa Salamatus Sya’ri tentang pengaruh jilbab terhadap kesehatan dan keselamatan rambut,
Jilbab dpt melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut. Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam. Sebagaimana jg udara luar (oksigen) dan hawa tidaklah berperan dlm pertumbuhan rambut. Karena bagian rambut yg terlihat di atas kepala yg dikenal dgn sebutan batang rambut tak lain adlh sel-sel kornea (yang tak memiliki kehidupan). Ia akan terus memanjang berbagi sama rata dgn rambut yg ada di dlm kulit. Bagian yg aktif inilah yg menyebabkan rambut bertambah panjang dgn ukuran sekian millimeter tiap hari. Ia mendapatkan suplai makanan dari sel-sel darah dlm kulit.
Dari sana dpt kita katakan bahwa kesehatan rambut bergantung pd kesehatan tubuh secara umum. Bahwa apa saja yg mempengaruhi kesehatan tubuh, berupa sakit / kekurangan gizi akan menyebabkan lemahnya rambut. Dan dlm kondisi mengenakan jilbab, rambut harus dicuci dgn sabun / shampo dua / tiga kali dlm sepekan, menurut kadar lemak pd kulit kepala. Maksudnya apabila kulit kepala berminyak, maka hendaklah mencuci rambut tiga kali dlm sepekan. Jika tak maka cukup mencucinya dua kali dlm sepekan. Jangan sampai kurang dari kadar ni dlm kondisi apapun. Karena sesudah tiga hari, minyak pd kulit kepala akan berubah menjadi asam dan hal itu akan menyebabkan patahnya batang rambut, dan rambut pun akan rontok. (Terj. Banaatunaa wal Hijab hal. 66-67)
5. Kalau aku pakai jilbab, nanti tak ada laki-laki yg mau menikah denganku. Jadi, aku pakai jilbabnya nanti saja, sesudah menikah.
Wahai saudariku… Tahukah engkau siapakah lelaki yg datang meminangmu itu, sementara engkau masih belum berjilbab? Dia adlh lelaki dayyuts, yg tak memiliki perasaan cemburu melihatmu mengobral aurat sembarangan. Bagaimana engkau bisa berpendapat bahwa setelah menikah nanti, suamimu itu akan ridha membiarkanmu mengulur jilbab dan menutup aurat, sementara sebelum pernikahan itu terjadi dia masih santai saja mendapati dirimu tampil dgn pakaian ala kadarnya? Jika benar dia mencintai dirimu, maka seharusnya dia memiliki perasaan cemburu ketika melihat auratmu terbuka barang sejengkal saja. Dia akan menjaga dirimu dari pandangan liar lelaki hidung belang yg berkeliaran di luar sana. Dia akan lebih memilih dirimu yg berjilbab daripada dirimu yg tanpa jilbab. Inilah yg dinamakan pembuktian cinta yg hakiki!
Maka, jika datang seorang lelaki yg meminangmu dan ridha atas keadaanmu yg masih belum berjilbab, waspadalah. Jangan-jangan dia adlh lelaki dayyuts yg menjadi calon penghuni Neraka. Sekarang pikirkanlah olehmu saudariku, kemanakah bahtera rumah tanggamu akan bermuara apabila nahkodanya adlh calon penghuni Neraka?
6. Pakai jilbab itu ribet dan mengganggu pekerjaan. Bisa-bisa nanti aku dipecat dari pekerjaan.
Saudariku… Islam tak pernah membatasi ruang gerak seseorang selama hal tersebut tak mengandung kemaksiatan kepada Allah. Akan tetapi, Islam membatasi segala hal yg dpt membahayakan seorang wanita dlm melakukan aktivitasnya baik dari sisi dunia maupun dari sisi akhiratnya. Jilbab yg menjadi salah satu syari’at Islam adlh sebuah penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama jika dia hendak melakukan aktivitas di luar rumahnya. Maka dgn perginya engkau untk bekerja di luar rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan petaka yg seharusnya dpt engkau hindari. Alih-alih mempertahankan pekerjaan, engkau malah menggadaikan kehormatan dan harga dirimu demi setumpuk materi.
Tahukah engkau saudariku, siapa yg memberimu rizki? Bukankah Allah -Rabb yg berada di atas ‘Arsy-Nya- yg memerintahkan para malaikat untk membagikan rizki kepada tiap hamba tanpa ada yg dikurangi barang sedikitpun? Mengapa engkau lebih mengkhawatirkan atasanmu yg jg rizkinya bergantung kepada kemurahan Allah?
Apakah jika engkau lebih memilih untk tetap tak berjilbab, maka atasanmu itu akan menjamin dirimu menjadi calon penghuni Surga? Ataukah Allah ‘Azza wa Jalla yg telah menurunkan perintah ni kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yg akan mengadzabmu akibat kedurhakaanmu itu? Pikirkanlah saudariku… Pikirkanlah hal ni baik-baik!
7. Jilbab itu bikin gerah, dan aku tak kuat kepanasan.
Saudariku… Panas mentari yg engkau rasakan di dlm dunia ni tak sebanding dgn panasnya Neraka yg akan kau terima kelak, jika engkau masih belum mau untk berjilbab. Sungguh, dia tak sebanding. Apakah engkau belum mendengar firman Allah yg berbunyi,
Katakanlah: ‘(Api) Neraka Jahannam itu lebih sangat panas. Jika mereka mengetahui.’ (Qs. At-Taubah: 81)
Dan sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yg artinya,
Sesungguhnya api Neraka Jahannam itu dilebihkan panasnya (dari panas api di bumi sebesar) enam puluh sembilan kali lipat (bagian). [Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2843) dan Ahmad (no. 8132). Lihat jg Shahih Al-Jaami' (no. 6742), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
Manakah yg lebih sanggup engkau bersabar darinya, panasnya matahari di bumi ataukah panasnya Neraka di akhirat nanti? Tentu engkau bisa menimbangnya sendiri…
8. Jilbab itu pilihan. Siapa yg mau pakai jilbab silakan, yg belum mau jg gak apa-apa. Yang penting akhlaknya saja benar.
Duhai saudariku… Sepertinya engkau belum tahu apa yg dimaksud dgn akhlak mulia itu. Engkau menafikan jilbab dari cakupan akhlak mulia, padahal sudah jelas bahwa jilbab adlh salah satu bentuk perwujudan akhlak mulia. Jika tidak, maka Allah tak akan memerintahkan kita untk berjilbab, karena dia tak termasuk ke dlm akhlak mulia.
Pikirkanlah olehmu baik-baik, adakah Allah memerintahkan hamba-Nya untk berakhlak buruk? Atau adakah Allah mengadakan suatu ketentuan yg tak termasuk dlm kebaikan dan mengandung manfaat yg sangat besar? Jika engkau menjawab tak ada, maka dgn demikian engkau telah membantah pendapatmu sendiri dan engkau telah setuju bahwa jilbab termasuk ke dlm sekian banyak akhlak mulia yg harus kita koleksi satu persatu. Bukankah demikian?
Ketahuilah olehmu, keputusanmu untk tak mengenakan jilbab akan membuat Rabb-mu menjadi cemburu, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yg artinya,
Sesungguhnya Allah itu cemburu dan seorang Mukmin jg cemburu. Adapun cemburunya Allah disebabkan oleh seorang hamba yg mengerjakan perkara yg diharamkan oleh-Nya. [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 4925) dan Muslim (no. 2761)]
9. Sepertinya Allah belum memberiku hidayah untk segera berjilbab.
Saudariku… Hidayah Allah tak akan datang begitu saja, tanpa engkau melakukan apa-apa. Engkau harus menjalankan sunnatullah, yakni dgn mencari sebab-sebab datangnya hidayah tersebut.
Ketahuilah bahwa hidayah itu terbagi menjadi dua, yaitu hidayatul bayan dan hidayatut taufiq. Hidayatul bayan adlh bimbingan / petunjuk kepada kebenaran, dan di dalamnya terdapat campur tangan manusia. Adapun hidayatut taufiq adlh sepenuhnya hak Allah. Dia merupakan peneguhan, penjagaan, dan pertolongan yg diberikan Allah kepada hati seseorang agar tetap dlm kebenaran. Dan hidayah ni akan datang setelah hidayatul bayan dilakukan.
Janganlah engkau jual kebahagiaanmu yg abadi dlm Surga kelak dgn dunia yg fana ini. Buanglah jauh-jauh perasaan was-wasmu itu. Tempuhlah usaha itu dgn berjilbab, sementara hatimu terus berdo’a kepada-Nya, Allahummahdini wa saddidni. Allahumma tsabit qolbi ‘ala dinik (Yaa Allah, berilah aku petunjuk dan luruskanlah diriku. Yaa Allah, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu).
source : http://instagram.com, http://hipwee.com
0 Response to "Saudariku apa yg menghalangimu untuk brjilbab?"
Post a Comment