lusihkas.blogspot.com - Tarbiyah mendewasakan kita. Tak hanya materi pengembangan pribadi menuju 10 karakter menjadi rahib di malam hari dan penunggang kuda di siang hari.
Tilawah kita dirunut, hafalan kita di urut, hati-hati kita diminta terpaut, aktivitas kita dimutabaahi hingga larut dan tak ada yg tak katut (tidak ada yg tertinggal).
Kita bercita-cita memperbaiki diri menuju bagian dari proses pembangunan peradaban Islam ala minhaj nubuwah, di mana Islam menjadi soko guru peradaban.
Tarbiyah kita menerapkan qiyadah wal jundiyah. Menganggap bahwa kita berada dlm golongan / organisasi militer. Ada jundi (prajurit) dan ada komandan peperangan. Sehingga segala sesuatunya banyak keluar dari penunjukkan (top down).
Bak di zaman rasul yg menunjuk tiap orang yg akan diminta memimpin peperangan (sami’na wa atha’na). Tak ada yg menolak semua dilaksanakan dgn penuh tanggungjawab.
Kesuksesan nabi membentuk generasi penerus tersebut ditunjang oleh sistem kaderisasi yg dikenal dgn sistem tajnid (pembentukan prajurit), di mana anak buah/ anggota (prajurit) bisa menjadi pendamping setia (pengikut dan pembela), pelaksana taujih (arahan) dan penyebar taujih kepada orang lain dan siap menerima perintah apa yg pemimpin minta (tugaskan).
Tapi perjalanan tak semulus perkiraan, ada tabiat jalan dakwah yg menjadi tantangan, yg suatu saat bisa membuat kita menepi di saat membutuhkan kesegaran hingga kadang melenakan dan lupa tujuan, lupa kembali ke barisan. Sehingga yg terjadi malah berkebalikan.
Tarbiyah menjadi tak berdampak, kala amanah menindih pundak seperti tak ada waktu untk memprioritaskan dan selalu saja amanah yg kita kambing hitamkan.
Tarbiyah yg katanya mendewasakan kita, malah kita yg mengerdilkan tarbiyah. Datang pun mencari-cari waktu luang selepas menunaikan yg katanya amanah dakwah dgn menghadirkan tenaga sisa.
Tilawah menjadi tak runut, hafalanpun tak urut, hati-hati kami tak terpaut, aktivitas kami menjadi kalang kabut. Kita semakin sibuk yg katanya mengurus umat sampai tak telaten mengurus diri sendiri, bagai lilin yg menerangi sekitar tapi kita hancur perlahan. Kita malah hanya memperlambat tegaknya peradaban Islam yg kita cita-citakan.
Tarbiyah yg katanya membentuk jundi yg siap taat terhadap pemimpinnya kecuali pd maksiat, sekarang yg ada tawar menawar amanah, yg kadang tak yakin dgn kemampuan personal dan sokongan jamaah. Tapi kebanyakan hanya mencari alasan.
Kita ditarbiyah sehingga kita berdakwah. Tapi sekarang berkebalikan lebih memilih yg katanya amanah umat (dakwah) seperti rapat, syura dan sejenisnya dari pd menghadiri majelis tarbawiyah.
Dakwah adlh buah dari tarbiyah. Kalau tarbiyah kita putus bagaimana bisa buah itu masak dan manis rasanya serta manfaatnya dirasa oleh para penikmat. Tapi yg ada hanya orientasi duniawi dan hanya mengejar penambahan daftar pengalaman di CV semata.
Perjuangan kita menjadi tanpa ruh sulit untk mendapat simpati dari penduduk langit apalagi pemilik langit. Sehingga tarbiyah kini hanya menjadi topeng semata. Menjadi topeng agar bisa mendapat predikat aktivis dakwah.
Ini bisa terjadi padaku, padamu dan pd mereka. Anggap saja kisah ni kisahku, bukan kisah dia / mereka. Kita tinggal memilih untk menepi (futur) / membersamai, meskipun kadang ada rencana langit di sana yg bisa menghentikan hidayah saat ni pd kita ataukah terus melanjutkannya, / hanya sedikit mengurangi hidayahnya / pula menambahkannya.
Besok beriman lusa / sore bisa fasik / kafir. Begitu pula terkait dgn Ngaji (tarbiyah). Minggu ni ikut halaqah, minggu depan ngaji tak ya?
Semoga Allah menjauhkan kita dari sikap yg demikian,
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yg gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dgn kesenangan dunia. (HR. Ahmad No. 8493)
Wahai Dzat yg membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama Mu, dakwah Mu serta teguhkanlah hati-hati kami di atas ketaatan kepada Mu. Ya Allah yg mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untk taat kepadamu
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ni telah berhimpun dlm cinta pd Mu, telah berjumpa dlm taat pd Mu, telah bersatu dlm dakwah pd Mu, telah berpadu dlm membela syariat Mu.
Ya Allah, Kukuhkanlah ikatan kami, Kekalkanlah cinta kami, Tunjukilah jalan-jalan kami, Penuhilah hati-hati ni dgn nur cahaya Mu yg tiada pernah pudar, Lapangkanlah dada kami dgn limpahan keimanan kepada Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Nyalakanlah hati kami dgn berma’rifat pada-Mu. Matikanlah kami dlm syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). (Ali Imran: 7)
Mari luruskan niat, mencoba semangat dlm saling menghidupkan suasana lingkaran ini.
Allahu A'lam Bisshowah
Sumber : http://t.co/HFeLSADzVp
other source : http://herih2o.blogspot.com, http://bbc.co.uk, http://twitter.com
0 Response to "Kala Tarbiyah Menjadi Topeng Dakwah"
Post a Comment