This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Kisah Seorang Ateis Yang Bertanya Tentang Keberadaan Tuhan - Gaya Hidup

Kisah Seorang Ateis Yang Bertanya Tentang Keberadaan Tuhan
lusihkas.blogspot.com - Dikisahkan, bahwa ada seorang ilmuwan besar, ateis dari kalangan bangsa Romawi. Ia adlh seorang kafir. Pada suatu hari, ateis itu naik ke atas mimbar pd sebuah masjid saat di mana para jamaah sedang berkumpul. Ia ingin mengadakan "depat terbuka" mengenai tema yg menyangkut persoalan-persoalan ketuhanan, yakni tentang keberadaan Tuhan itu sendiri.

Di antara saf-saf masjid itu ada seorang lelaki muda bangkit. Ia dalah Imam Abu Hanifah, seorang faqih, pendiri mazhab Hanafi. Selanjutnya, Imam Abu Hanifah berdiri di dekat mimbar seraya berkata, "Inilah saya hendak bertukar pikiran dgn Tuan." Abu Hanifah berusaha untk menguasai suasana, tapi ia tetap tawadhu' (adhap ashar), tak sombong apalagi egois.

Namun, Imam Abu Hanifah yg kala itu usianya masih relatif muda akhirnya angkat bicara, "Katakan pendapat Tuan!" Ilmuwan ateis itu terperanjat dgn keberanian Imam Abu Hanifah.

"Pada tahun berapakah Tuhan di lahirkan." tanya ateis.

"Allah swt. berfirman, 'Dia (Allah) tak dilahirkan dan tak pula melahirkan, '" jawab Abu Hanifah.

"Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yg tiada apa-apa sebelum-Nya, " bantah si ateis.

"Dia ada sebelum adanya sesuatu, " jawab Abu Hanifah.

"Kami mohon diberikan contoh yg lebih jelas dari kenyataan."

"Tahukah Tuan tentang perhitungan?" Tanya Abu Hanifah

"Tahu."

"Angka berapa sebelum angka satu?" Lanjut Abu Hanifah.

"Tidak ada (nol)."

"Kalau sebelum angka satu tak ada angka lain yg mendahuluinya, kenapa Tuan heran kalau Allah Yang Maha Esa yg Hakiki tak ada yg mendahului-Nya?" Cecar Abu Hanifah.

"Dimanakah Tuhan berada?" Ateis kembali bertanya.

"Tahukah Tuan bagaimana bentuk susu? Apakah di dlm susu ada keju?"

"Ya sudah tentu, " jawab ateis.

"Tolong perlihatkan kepadaku, di bagian mana tempatnya keju itu sekarang?" Abu Hanifah kembali mencecar si ateis.

"Tidak ada tempat khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dgn susu di seluruh bagian."

"Kalau keju (makhluk itu) tak ada tempat khusus dlm susu tersebut, apakah layak Tuan meminta kepadaku untk menetapkan tempat Allah swt.? Dia tak bertempat dan tak ditempatkan, " jelas Abu Hanifah.

"Tunjukkan kepada kami Zat Tuhanmu, apakah dia benda padat seperti besi, / benda cair seperti air, / menguap seperti gas, " ateis kembali bertanya.

"Pernahkah Tuan mendampingi orang sakit yg hendak meninggal?"

"Ya, pernah, " jawab ateis.

"Sebelum ia berbicara kepada Tuan dan menggerak-gerakkan anggota tubuhnya, lalu tiba-tiba dia tak bergerak, apakah yg menimbulkan perubahan itu?" Jelas Abu Hanifah kembali bertanya.

"Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya."

"Apakah waktu keluarnya roh itu Tuan masih ada di sana?"

"Ya, masih ada."

"Ceritakan kepadaku, apakah roh itu benda padat seperti besi / benda cair seperti air / menguap seperti gas?"

"Entahlah, kami tak tahu, " jawab ateis pasrah, "Kalau Tuan tak mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yg hanya makhluk, bagaimana Tuan boleh memaksaku untk mengutarakan Zat Allah swt.?" Sergah Abu Hanifah.

"Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajah-Nya? Sebab segala sesatu pasti mempunyai arah?" Si ateis kembali bertanya.

"Jika Tuan menyalakan lampu di dlm gelap malam, ke arah mana sinar lampu itu menghadap?"

"Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru."

"Kalau demikian halnya dgn lampu yg cuma buatan, bagaimana dgn Allah swt. Pencipta langit dan bumi, sebab Dia Nur (Cahaya) langit dan bumi, " jelas Abu Hanifah.

"Kalau ada orang yg masuk surga itu ada permulaannya, kenapa tak ada ahirnya? Kenapa di surga kekal selamanya?" Si ateis bertanya kembali.

"Perhitungan angka pun ada awalnya, tetapi mengapa tak ada akhirnya?" Jelas Abu Hanifah.

"Bagaimana kita boleh makan dan minum di surga tanpa buang air kecil dan besar?" Si ateis kembali mengajukan kepada Imam Abu Hanifah. Mendapat pertanyaan seperti itu, Abu Hanifah kembali menjawab :

"Tuan sudah mempraktikkan ketika Tuan di perut ibu Tuan. Hidup, makan, dan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tak pernah buang air besar dan kecil di sana. Baru kita melakukan dua jahat tersebut setelah beberapa saat keluar ke dunia" jelas Abu Hanifah

"Bagaimana kebaikan surga akan bertambah dan tak akan ada habis-habisnya jika dinafkahkan?"

"Allah jg menciptakan sesuatu di dunia, yg bila di nafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) tak semakin berkurang."

"Ya, kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yg Allah kerjakan sekarang?"

"Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untk menjawab pertanyaan Tuan, saya mohon Tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawab di tempat Tuan, " pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, sedang Abu Hanifah naik ke atas mimbar.

"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan Tuan. Tuan bertanya tentang apa pekerjaan Allah sekarang?" Ilmuwan ateis itu mengungguk. "Ada pekerjaan-Nya yg dijelaskan ada pula yg tak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang adlh bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yg tak haq seperti Tuan, maka Dia akan menurunkannya seperti sekarang. Sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yg haq, dgn segera pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, dgn segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah tiap waktu" jelas Abu Hanifah. Hadirin yg mendengarkan "depat terbuka" itu menjadi takjub dan puas dgn jawaban-jawaban yg diberikan oleh Abu Hanifah. Jelas, lugas, argumentatif dan tentu Rasional.

Sumber : Ust. Ahmad Zacky El-Syafa, Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun, Kisah-Kisah Haru yg Mempertebal Iman, Penerbit Mutiara Media Yogyakarta, 2013.

other source : http://gudangilmu93.blogspot.com, http://okezone.com, http://tribunnews.com

0 Response to "Kisah Seorang Ateis Yang Bertanya Tentang Keberadaan Tuhan - Gaya Hidup"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *