Produk makanan berbahan baku babi masih banyak beredar di masyarakat dlm berbagai bentuk makanan yg dijual di pasaran. Untuk itu, umat Islam diimbau untuk selektif dlm menentukan pilihan makanan yg akan dikonsumsinya, terutama makanan yg labelnya menggunakan bahasa asing.
Media sosial kembali diramaikan dgn munculnya makanan di sebuah mal yg diduga berbahan baku daging babi. Menggunakan merek Siomay Cu Nyuk, tak sedikit konsumen Muslim turut mencicipi olahan makanan yg memakai istilah lain dari siomay babi tersebut.
Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim mengakui saat ni memang banyak beredar makanan yg bahan bakunya menggunakan daging babi, lemak babi, dan minyak babi. Bahan-bahan itu cocok dicampurkan dgn beberapa bahan makanan olahan.
"Makanan yg mengandung babi memang banyak sekali dan hampir keseluruhan makanan itu kemungkinan mengandung babi," kata Lukman saat dihubungi Republika, belum lama ini.
Lukman mengatakan, karena menggunakan bahasa asing, kebanyakan masyarakat umum jarang yg mengetahui jika beberapa produk yg dijual secara bebas berbahan baku babi. "Itu memang menggunakan istilah-istilah tak umum, seperti tadi Siomay Cu Nyuk. Istilah itu bukan bahasa Indonesia," ujarnya.
Founder Halal Corner Aisha Maharani lewat akun Twitter-nya, @AishaMaharanie mencatat ada 22 sebutan lain untuk bahan baku dari babi dan turunannya. Istilah-istilah tersebut termasuk asing dan jarang didengar masyarakat Indonesia. "Misalnya, dwaeji, daging babi dlm bahasa Korea, biasanya digunakan sebagai varian dlm bulgogi dan galbi," cuitnya.
***
Pig: Babi muda dgn berat kurang dari 50 kg.
Pork: Daging babi.
Swine: Daging babi untuk seluruh spesies babi.
Hog: Babi dewasa dgn berat melebihi 50 kg.
Boar: Babi liar, babi hutan, / celeng.
Lard: Lemak babi, biasa digunakan sebagai minyak untuk masakan, kue, / bahan sabun.
Bacon: Daging hewan yg diasapi, terutama babi.
Ham: Daging babi bagian paha.
Sow: Babi betina dewasa (namun istilah ni jarang digunakan).
Sow milk: Susu yg dihasilkan dari babi.
Bak: Daging babi dlm bahasa Tiongkok. Misal: Bak Kut Teh, bakkwa.
Char siu, cha siu, char siew: Mengacu hidangan kanton berupa daging barbeku.
Cu Nyuk: Daging babi dlm bahasa Khek/Hakka. Istilah ni digunakan dlm makanan siomay dan bubur.
Rou: Babi dlm bahasa Mandarin, misalnya, hingshao rou, rou jia mo, tuotuorou, yuxiangrousi.
Dwaeji: Daging babi dlm bahasa Korea, biasanya digunakan sebagai varian dlm bulgogi dan galb.
Tonkatsu: Hidangan Jepang berupa irisan daging babi yg digoreng dgn tepung panir.
Tonkotsu: Hidangan Jepang berupa ramen berkuah putih keruh, terbuat dari tulang, lemak, dan kolagen babi.
Butaniku: Sebutan daging babi dlm bahasa Jepang.
Yakibuta: Hidangan Jepang mirip char siu, biasanya digunakan untuk toping ramen.
Nibuta: Hidangan Jepang berupa pundak babi yg dimasak dgn sedikit kuah.
B2: Sebutan untuk makanan yg berbahan daging babi di daerah Batak dan Yogyakarta.
Khinzir: Nama untuk babi dlm bahasa Arab dan Melayu
Media sosial kembali diramaikan dgn munculnya makanan di sebuah mal yg diduga berbahan baku daging babi. Menggunakan merek Siomay Cu Nyuk, tak sedikit konsumen Muslim turut mencicipi olahan makanan yg memakai istilah lain dari siomay babi tersebut.
Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim mengakui saat ni memang banyak beredar makanan yg bahan bakunya menggunakan daging babi, lemak babi, dan minyak babi. Bahan-bahan itu cocok dicampurkan dgn beberapa bahan makanan olahan.
"Makanan yg mengandung babi memang banyak sekali dan hampir keseluruhan makanan itu kemungkinan mengandung babi," kata Lukman saat dihubungi Republika, belum lama ini.
Lukman mengatakan, karena menggunakan bahasa asing, kebanyakan masyarakat umum jarang yg mengetahui jika beberapa produk yg dijual secara bebas berbahan baku babi. "Itu memang menggunakan istilah-istilah tak umum, seperti tadi Siomay Cu Nyuk. Istilah itu bukan bahasa Indonesia," ujarnya.
Founder Halal Corner Aisha Maharani lewat akun Twitter-nya, @AishaMaharanie mencatat ada 22 sebutan lain untuk bahan baku dari babi dan turunannya. Istilah-istilah tersebut termasuk asing dan jarang didengar masyarakat Indonesia. "Misalnya, dwaeji, daging babi dlm bahasa Korea, biasanya digunakan sebagai varian dlm bulgogi dan galbi," cuitnya.
***
Pig: Babi muda dgn berat kurang dari 50 kg.
Pork: Daging babi.
Swine: Daging babi untuk seluruh spesies babi.
Hog: Babi dewasa dgn berat melebihi 50 kg.
Boar: Babi liar, babi hutan, / celeng.
Lard: Lemak babi, biasa digunakan sebagai minyak untuk masakan, kue, / bahan sabun.
Bacon: Daging hewan yg diasapi, terutama babi.
Ham: Daging babi bagian paha.
Sow: Babi betina dewasa (namun istilah ni jarang digunakan).
Sow milk: Susu yg dihasilkan dari babi.
Bak: Daging babi dlm bahasa Tiongkok. Misal: Bak Kut Teh, bakkwa.
Char siu, cha siu, char siew: Mengacu hidangan kanton berupa daging barbeku.
Cu Nyuk: Daging babi dlm bahasa Khek/Hakka. Istilah ni digunakan dlm makanan siomay dan bubur.
Rou: Babi dlm bahasa Mandarin, misalnya, hingshao rou, rou jia mo, tuotuorou, yuxiangrousi.
Dwaeji: Daging babi dlm bahasa Korea, biasanya digunakan sebagai varian dlm bulgogi dan galb.
Tonkatsu: Hidangan Jepang berupa irisan daging babi yg digoreng dgn tepung panir.
Tonkotsu: Hidangan Jepang berupa ramen berkuah putih keruh, terbuat dari tulang, lemak, dan kolagen babi.
Butaniku: Sebutan daging babi dlm bahasa Jepang.
Yakibuta: Hidangan Jepang mirip char siu, biasanya digunakan untuk toping ramen.
Nibuta: Hidangan Jepang berupa pundak babi yg dimasak dgn sedikit kuah.
B2: Sebutan untuk makanan yg berbahan daging babi di daerah Batak dan Yogyakarta.
Khinzir: Nama untuk babi dlm bahasa Arab dan Melayu
0 Response to "Daftar 22 Istilah Daftar Makanan Daging Babi"
Post a Comment