This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Lintang Siswi SMP Negeri I Palasah Majalengka

Lintang Siswi SMP Negeri I Palasah Majalengka Lintang 13 siswi SMP Negeri I Palasah Kabupaten Majalengka meninggal dunia, Kamis 5/2/2015 kemarin. Ia ambruk saat dihukum gurunya yang berinisial W MAJALENGKA Lintang, siswi SMP Negeri I Palasah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, meninggal dunia saat menjalani hukuman yang diberikan gurunya. Ia tewas saat MAJALENGKA ndash Nasib tragis menimpa Lintang, siswi SMP Negeri I Palasah Kabupaten Majalengka. Dia tewas mendadak setelah mendapat sanksi dari salah seorang guru

Lintang, siswi SMP Negeri I Palasah Kabupaten Majalengka. Dia tewas mendadak setelah mendapat sanksi dari salah seorang guru, lantaran hal sepele, tak mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR). Tewasnya gadis berusia 13 tahun, warga Blok Selasa RT 04 RW 01 Desa Karamat, Kecamatan Palasah ini, diduga tak kuat menjalani hukuman. Korban sempat ambruk seketika dan koma setelah menjalani hukuman berlari mengelilingi lapangan basket, Kamis (5/2). Sanksi tersebut sejatinya bukan hanya terjadi kepada Lintang, melainkan belasan peserta didik lain di sekolah tersebut.

Informasi yg dihimpun Radar Cirebon (Grup JPNN.com), peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Korban yg ambruk seketika tak sadarkan diri itu sempat dilarikan ke Puskesmas Waringin yg jaraknya tak jauh dari sekolah.
Kepala Puskesmas, Edi Kusnadi SKM menjelaskan, korban sempat dirawat sekitar beberapa menit. Upaya resistensi yg dilakukan oleh tim medis pd bagian jantung dan paru untuk menyadarkan korban. Namun usaha itu tak membuahkan hasil, dan akhirnya Lintang meninggal dunia.

“Saat datang ke Puskesmas, dia (korban) sudah dlm kondisi koma. Tim medis mengusahakan pertolongan pertama melalui dokter yg memeriksa kondisi korban yakni dr Hayatunisa melalui berbagai cara, mulai dari memulihkan kembali detak jantung karena sejak datang jg sudah lemas dan tak ada denyut nadi,” kata Edi ditemui di ruangannya.

Edi menjelaskan, pihaknya belum menyimpulkan akibat kematian terhadap korban. Pasalnya, pihaknya kedatangan pasien sudah dlm kondisi koma. “Mungkin saat pingsan sempat dibawa dulu ke UKS. Kami pun tak tahu tindakan pertolongan pertama di UKS itu seperti apa,” terangnya.

Jenazah korban akhirnya langsung dibawa ke rumah duka menggunakan armada Puskesmas. Peristiwa tersebut mendadak gempar di lingkungan sekolah maupun masyarakat tetangga korban. Saat korban dinyatakan meninggal, paman korban yg mengetahui peristiwa tersebut sempat histeris dan mendesak kepada pihak sekolah untuk bertanggung jawab.

Paman korban, Endo mengaku geram akibat sanksi yg diberlakukan pihak sekolah melalui guru yg bersangkutan, karena menghukum para siswa dgn cara berlari mengelilingi lapangan basket tersebut. Kendati dirinya tak mengetahui kronologi itu secara langsung, yg jelas kabar tersebut didapat dari kesaksian rekan Lintang yaitu Ayu yg jg bernasib sama dihukum.

“Yang jelas itu dihukum. Dan temannya (Ayu) jg mengatakan demikian. Seharusnya dlm memberikan sanksi kepada para peserta didik, pihak sekolah jangan menghukum secara langsung. Apalagi ni berkaitan dgn fisik. Bisa saja PR yg belum sempat dikerjakan itu dikerjakannya di sekolah / dibawa ke kantor / ruangan kelas. Ini kan untuk nilai siswa jg bukan dgn cara-cara seperti ini,” tegasnya kesal.

Endo menjelaskan, pihak keluarga tak memperkenankan kalau korban langsung dikebumikan melainkan menghendaki untuk dilakukan otopsi ke RS Bhayangkara, Indramayu. Upaya tersebut dilakukan agar lebih jelas penyebab kematian korban. Di tempat terpisah, Kapolsek Palasah AKP Umbara melalui Kanit Reskrim Aiptu Suwandi SH menyatakan, pihaknya tengah menyelidiki kasus kematian siswi SMP tersebut.

Berdasarkan keterangan dari tim medis Puskesmas setempat menyimpulkan bahwa korban ada kekurangan cairan serta darah yg tak sampai ke otak. Namun soal penyebab kematian belum bisa disimpulkan karena pihaknya harus menunggu hasil autopsi. “Karena diduga awalnya kan serangan jantung. Ternyata tadi pihak medis Puskesmas menerangkan kekurangan cairan dan darah ke dlm otak sehingga anak itu pingsan,” ungkapnya.

Dia menceritakan kronologis berdasarkan keterangan rekan Lintang yaitu Ayu Wahidah. Saat itu, kelas VII E masuk pelajaran bahasa Indonesia. Seorang guru berinisial W menanyakan kepada seluruh peserta didik tentang PR. Bagi yg tak mengerjakan PR, guru tersebut menyuruh siswa keluar. Ternyata saat itu ada sekitar 13 orang siswa maupun siswi termasuk Ayu dan Lintang.

Setelah sampai di depan kelas, guru mengatakan kalau laki-laki harus lari sebanyak 15 keliling dan perempuan 10 kali putaran. Saat dilaksanakan di lapangan basket itu, Ayu yg menjalankan perintah guru tampaknya cukup kuat berlari 10 putaran sesuai instruksi guru. Sedangkan korban baru dua kali putaran sudah jatuh seketika.

“Kami jelaskan lagi, untuk hasil kesimpulan didapat setelah hasil otopsi itu keluar. Dugaannya memang dlm upaya dokter memompa jantung karena cairan dgn darah enggak nyampai ke otak, sehingga pingsan sampai koma. Itu baru sebatas pemeriksaan luar saja,” tandasnya.

Kepala SMPN 1 Palasah, Drs Didi Rasidin SPd belum bisa ditemui saat wartawan koran ni mencoba konfirmasi. Adapun salah guru belum bisa menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Saat ditemui di ruangan Wakasek Bidang Kurikulum, salah seorang guru tak mengetahui persis musibah ini.

“Pas saya mendengar ada siswa yg jatuh pingsan saya baru dikasih tau sama guru lain. Jadi persisnya saya enggak tahu mas. Coba aja kepada kepala sekolah dan guru lain yg mungkin lebih tahu,” kata guru yg enggan disebutkan namanya itu.
Sementara itu, dari pantauan di rumah duka sejumlah warga tetangga korban maupun keluarga serta puluhan teman korban tampak hadir melayat.

Bahkan sejumlah guru sekolah tersebut jg terlihat tengah menenangkan ibu korban yg masih shock. Namun para guru yg datang di rumah duka itu tampak menghindari wartawan Radar Cirebon saat akan dimintai keterangan.
“Saya enggak tahu, coba ke yg lain aja pak,” ucap seorang guru sembari menghindar.(ono/jpnn)

0 Response to "Lintang Siswi SMP Negeri I Palasah Majalengka"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *