Baru-baru ni telah beredar foto-foto yg menggambarkan adegan seorang anak laki-laki SMP membrikan tanda cintanya kepada gadis cilik kelas 6 SD di Jakarta pd akun Facebooknya. Adakah yg salah pd foto-foto tersebut? Tentu janggal, sebab anak-anak seumuran anak SD tersebut secara terang-terangan mengumbar foto itu disertai ungkapan cinta dan memerkan adegan pacaran mereka di media sosial.
Sebagaimana dilansir laman Akidah dan Akhlak Anak ada Sabtu (24/1/2015), anak pelajar kelas 6 SD tersebut memperlihatkan “sesuatu” yg bukan perilaku yg sesuai untuk usia anak SD, persis adegan sinetron “pacaran” di televisi. Terlebih adegan pacar memberikan kado ultah seperti ni di pertontonkan didepan teman-temannya, dpt tergolong perilaku ekshibisionis (gemar memamerkan sesuatu yg tak layak diumbar, biasanya berupa kecenderungan seksual).
Perilaku tersebut dikhawatirkan menjadi sebuah potret kecenderungan anak-anak untuk melakukan hubungan seks di luar nikah, apalagi dilakukan pd usia mental yg belum matang. Barangkali awalnya hanya saling mengucapkan selamat ulang tahun dan bertukar kado, anak-anak ni kemudian saling menyuapi, lalu saling merangkul di depan umum tanpa rasa malu. Namun, selanjutnya jika mereka dlm keadaan berduaan, astaghfirullah, kita tak dpt membayangkan apa yg akan mereka lakukan bukan? Na’udzubillahi min dzalik.
Kita perlu khawatir, sebab hasil survey yg dipublikasikan Komnas HAM Anak mengenai seks usia dini/pra-nikah yg dilakukan di 10 kota besar di Indonesia terhadap para pelajar SMP, didapatkan data bahwa 62.7% / sekitar 6 dari 10 pelajar SMP pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Bayangkan, itu adalah angka yg sangat menakutkan di banding negara China yg komunis angkanya hanya sekitar 11-12% saja anak SMP yg melakukan ini.
Maka, tanpa bimbingan agama yg benar, anak-anak Indonesia dpt terjerumus pd kebebasan bergaul sejak dini. Sudah saatnya para pendidik dan tenaga pendidik, jg orang tua lebih memerhatikan akidah dan akhlak putra-putrinya, dgn menjadi teladan sesuai yg dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalaam.
Tidak ada keuntungan bagi kita jika di akhirat kelak tak ada anak shalih yg mendoakan kita sebagai orang tua. Pun tak ada keberkahan bagi sebuah bangsa jika generasi penghuninya tak taat kepada aturan Allah subhanahu wata’ala, dlm hal ni gemar berzina. Apa jadinya jika Indonesia dibiarkan menjadi negeri para pezina? Tsumma na’udzubillah.
ÙَÙَا تَÙْرَبُÙØ§ Ø§ÙØ²ِّÙَا Ø¥ِÙَّÙُ ÙَاÙَ ÙَاØِØ´َØ©ً Ùَسَاءَ سَبِÙÙًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yg keji dan suatu jalan yg buruk.” (Qur’an Surat Al-Israa': 32)
(adibahasan/arrahmah.com)
0 Response to "Separah inikah moral anak-anak Indonesia?"
Post a Comment