Bahagia dan penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt, kala memandangi satu persatu wajah anak-anak yg mulai tumbuh besar. Keriuhan di pagi hari, ‘kehebohan’ mengurus mereka yg lahir dgn usia berdekatan, nyaris tak terdengar. Dari 4 orang anak, 2 orang kini bersekolah di sebuah SMP Islam Terpadu dgn sistem Boarding School, praktis tinggal 2 orang lagi yg masih tinggal di rumah. Kesibukan pagi sedikit berkurang, keduanya anak yg masih duduk di bangku SD, sudah terbiasa pergi dan pulang sekolah sendiri. Kebetulan, jarak sekolah dan rumah memang tidak terlalu jauh.
Melahirkan 4 anak dgn usia terpaut rata-rata 2 tahun memang mendatangkan pengalaman tersendiri. Membesarkan mereka tanpa bantuan ART diselingi kesibukan saya sebagai pengajar memberikan banyak kenangan. Kami saling bahu-membahu. Pagi hari si sulung sering saya minta bantuan berbelanja. Anak nomor 2 menyuapi adik-adiknya. Alhamdulillah, suami selalu setia menemani dalam masa tumbuh kembang anak . Beliau menanamkan dasar aqidah, kemandirian hingga ketika beliau wafat tanggal 8 Februari 2014 lalu, anak-anak yg sudah dididik mandiri tetap dapat beraktifitas seperti biasa.
Melahirkan 4 anak merupakan berkah karunia tak terhingga bagi saya. Mereka adalah harta peninggalan suami yg harus saya jaga dan pelihara. Mereka adalah titipan Allah Swt pada saya. Apalagi saat melahirkan Sulung dgn cara Caesar, kecil harapan dalam diri saya saat itu, untuk bisa melahirkan adik-adiknya dgn proses melahirkan normal.
Ya, saya melahirkan sulung dgn cara Caesar. Kala itu, usia kandungan sudah memasuki 10 bulan. Belum ada tanda-tanda bahwa saya akan melahirkan. Hingga saya masuk UGD dgn keluhan tidak ada rasa mulas dan pembukaan stack di 1 cm.
Saat itu, saya segera masuk ruang peresalinan. Khawatir bayi terlalu lama dalam rahim, saya mendapat induksi 3 labu, namun pembuakaan tetap gak maju-maju *bukaan jalan lahir maksudnya he.. Alternatif lain berupa pemberian balon pun lambat membuahkan hasil. Selama lebih dari 24 jam pembukaan berakhir di 7 cm namun kepala bayi masih jauh dari mulut rahim. Akhirnya kami memutuskan Caesar.
Alhamdulillah bayi laki-laki dgn berat badan 3,6 kg dan panjang 41 cm lahir sengan selamat ke dunia. Tumbuh dgn sehatnya dan pada saat usianya baru 1 tahun, rahim saya sudah terisi bayi ke dua. Secara medis saya menyalahi aturan yg kala itu tidak memperkenankan seorang Ibu yg melahirkan Caesar untuk kembali melahirkan lagi sebelum 2 tahun.
Terus terang, kehamilan ke- 2 dipenuhi kecemasan. Saya gak mau Caesar lagi. Saya ingin bisa melahirkan secara normal. Karenanya, saat kehamilan ke 2 ini saya rajin berolah raga jalan kaki. Pengalaman hamil anak pertama yg tidak ada kontraksi, salah satu pemicunya saya kurang beraktifitas.
Bayi kedua lahir dgn persalinan normal, Alhamdulillah. Saat masuk RS saya sudah masuk pembukaan 5. Proses kelahiran berlangsung dalam pengawasan Dokter. Karena terlihat kepala bayi dapat dipegang sempurna dan saya tidak memiliki keluhan bekas luka jahitan, saya akhirnya melahirkan dibantu denghan vakum. Selanjutnya kelahiran anak ke -3 dan ke -4 berjalan lebih lancar, semua lahir dgn proses vaginal, Alhamdulillah.
Berikut tips untuk para Bunda agar bisa melahirkan Normal pasca Caesar:
1. Konsultasikan kehamilan pada Dokter. 2. Untuk saat ini minimal 6 bulan setelah melahirkan Caesar, seorang Ibu boleh mengandung kembali.
3. Tetaplah berktifitas yg aman, agar proses kelahiran berjalan lancar.
4.Jangan panik ketika terjadi mulas saat hendak mehirkan. Rasa sakit akan melahirkan memang luar biasa.
5. Saat mulas, tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan perlahan, agar memperlancar pembukaan jalan lahir.
6. Browsing dan carilah informasi terbaru seputar melahirkan yg aman.
7. Tetap tenangkan diri dan senantiasa berfikir positif.
Ayo Bunda..melahirkan adalah sarana jihad kita. Melalui keberanian Bunda dan dukungan Ayahanda akan terlahir generasi terbaik Bangsa dan Agama. Aamiin.
0 Response to "Melahirkan Normal Pasca Caesar, Mungkinkah? #13339"
Post a Comment