lusihkas.blogspot.com - Sungguh miris hati ni bila melihat tayangan di televisI yg menggambarkan adanya perkelahian dan tarungan serta kerusuhan massal yg melibatkan dua kelompok massa, dimana ternyata kedua kelompok yg bertarung dan tawuran tersebut tak lain ternyata adlh sesama kaum muslimin.
Sesama muslim rela berdarah-darah bahkan sampai ada yg tewas terkena senjata tajam tiada lain hanyalah sekedar terbawa kemarahan yg tak tertahankan dan kesabaran yg sirna.
Atas kejadian yg sering melanda di berbagai tempat di negeri ni menjadikan syaithan sangatlah bergembira ria, karena keberhasilannya menggoda mereka-mereka kaum muslimin yg mudah digoda dan diperdaya oleh para syaithan yg terlaknat.
Islam yg bersumb er dari wahyu Illahi berupa Al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan agama dgn syari’at yg sangat sempurna dan sangat lengkap yg mengatur segala sesuatunya tak saja aturan hubungan manusia dgn pencipta-Nya, tetapi jg mengatur hal-hal yg berkaitan dgn aturan hubungan pergaulan sesama manusia (muslim).
Sebagai umat muslim seharusnya prihatin terhadap tingkah polah mereka-mereka yg samasekali tak pernah mau memperdulikan aturan Islam tentang bagaimana seharusnya antara sesama muslim dlm berinteraksi sehingga terhindar dari hal-hal yg bersifat negatif dan berakibat fatal seperti tawuran dan saling bunuh membunuh satu sama lainnya.
Dalam ulasan berikut ni secara sepintas diketengahkan bagaimana seharusnya akhlak perilaku sesama muslim satu sama lainnya sebagai orang yg saling bersaudara.
Bergaul Dengan Sesama saudara Muslim dgn Akhlak Yang Baik
Sebagai agama yg penuh kasih sayang sesama manusia khususnya terhadap sesama muslim yg disebutkan saling bersaudara satu sama lainnya mutlak dilandasi dgn akhlak yg baik, dimana akhlak yg baik mempunyai keutamaan dlm Islam. Dan Islam memerintahkan kepada umatnya untk berakhlak yg baik dlm melakukan pergaulan, sesuai dgn hadits yg diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi rahimahullaah ta’ala dari Abu Dzar radhyallaahu’anhu :
سنن الترمذي ١٩١٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ وَأَبُو نُعَيْمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ قَالَ مَحْمُودٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ قَالَ مَحْمُودٌ وَالصَّحِيحُ حَدِيثُ أَبِي ذَرٍّ
Sunan Tirmidzi 1910: dari Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah tiap keburukan dgn kebaikan yg dpt menghapuskannya, serta pergauilah manusia dgn akhlak yg baik." Hadits semakna jg diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Abu Isa berkata; Ini adlh hadits hasan shahih.
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam telah pula memerintahkan kepada umat Islam agar memperlakukan orang dgn akhlak yg b aik, sebagaimana hadits yg diriwayatkan oleh imam Ahmad rahimahullaah ta’ala dlm Musnad beliau dari Mu’adz radhyallaahu’anhu :
مسند أحمد ٢٠٩٨٤: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ مُعَاذٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ يَا مُعَاذُ أَتْبِعْ السَّيِّئَةَ بِالْحَسَنَةِ تَمْحُهَا وَخَالِقْ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ فَقَالَ وَقَالَ وَكِيعٌ وَجَدْتُهُ فِي كِتَابِي عَنْ أَبِي ذَرٍّ وَهُوَ السَّمَاعُ الْأَوَّلُ قَالَ أَبِي وَقَالَ وَكِيعٌ قَالَ سُفْيَانُ مَرَّةً عَنْ مُعَاذٍ
Musnad Ahmad 20984: dari Mu'adz bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda padanya; "Hai Mu'adz! Ikutilah keburukan dgn kebaikan niscaya akan menghapusnya dan perlakukan orang dgn akhlak yg baik."
Sesama Muslim Saling Bersaudara
Islam telah mensyari’atkan bahwa orang-orang yg beriman yg dlm hal ni adlh orang orang muslim sesungguhnya satu sama lain saling bersaudara . Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar memperbaiki hubungan antara sesama saudaranya. Hal ni ditegaskan Allah ta’ala dlm firman -Nya :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS.Al Hujuraat : 10)
Di dlm ayat lain disebutkan pula Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yg bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.( QS.Ali Imran: 103 )
Ayat Allah itu membawa suatu petunjuk kepada kita bahwa orang beriman itu saling bersaudara satu sama lain tak saling bermusuhan dan bersatu dlm islam.
Jika orang-orang mukmin itu bersaudara mereka diperintahkan untk dpt melunakkan hati dan mempersatukannya, dilarang melaku kan apa yg dpt menyebabkan perpecahan dan perselisihan. Berkata Syaikh Muhammad Hayat As-Sindi: "Persaudaraan Islam itu lebih kuat dari persaudaraan karena nasab." Kalimat "jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yg bersaudara" maksudnya hendaklah kamu saling bergaul dan memperlakukan orang lain sebagai saudara dlm kecintaan, kasih sayang, keramahan, kelembutan, dan tolong-menolong dlm kebaikan dgn hati ikhlas dan jujur dlm segala hal. Kalimat "seorang muslim itu adlh saudara bagi muslim yg lain, maka tak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya" Yang dimaksud menelantarkan yaitu tak memberi bantuan dan pertolongan.
Rasullullah Shallallahu’alaihi wa Sallam Mempersaudarakan sesama muslim Pentingnya memiliki rasa persaudaraan di dlm islam ditunjukkan dan disikapi oleh Rasullullah shallallahu’alahi wa salam yg patut dijadikan contohd an teladan oleh umat beliau, dimana berdasarkan catatan sejarah pd saat sebagian kaum muslimin yg terdiri dari sahabat-sahabat setia yg berhijrah dari Mekah ke Madinah mengikuti Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam yg dikenal dgn sebutan kaummuhajirin, setibanya di Madinah dipersaudarakan dgn orang-orang Muslim Madinah yg dikenal dgn sebutan kaum anshar. Hal ni tercatat dlm hadits yg diriwayatkan oleh imam Abu Daud rahimahullaah ta’ala yg berasal dari Anas bin Malik radhyallaahu’anhu :
سنن أبي داوود ٢٥٣٧: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ حَالَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ فِي دَارِنَا فَقِيلَ لَهُ أَلَيْسَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حِلْفَ فِي الْإِسْلَامِ فَقَالَ حَالَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ فِي دَارِنَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا
Sunan Abu Daud 2537: dari Anas bin Malik berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan anshar di rumah kami. Kemudian dikatakan kepadanya; bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengatakan: "Tidak ada perjanjian dlm Islam?" Kemudian ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan anshar di rumah kami. Ia mengucapkannya dua / tiga kali.
Dalam hadits lain yg diriwayatkan oleh imam at Tirmidzi dari sahabat Ibnu Umar radhyallaahu’anhu :
سنن الترمذي ٣٦٥٤: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ قَادِمٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ صَالِحِ بْنِ حَيٍّ عَنْ حَكِيمِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ جُمَيْعِ بْنِ عُمَيْرٍ التَّيْمِيِّ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ آخَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَصْحَابِهِ فَجَاءَ عَلِيٌّ تَدْمَعُ عَيْنَاهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ آخَيْتَ بَيْنَ أَصْحَابِكَ وَلَمْ تُؤَاخِ بَيْنِي وَبَيْنَ أَحَدٍ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ أَخِي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَفِي الْبَاب عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أَوْفَى
Sunan Tirmidzi 3654: dari Ibnu Umar dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempersaudarakan antara para sahabatnya, tiba-tiba Ali datang dgn meneteskan air mata sambil berkata; "Wahai Rasulullah, anda telah mempersaudarakan antara para sahabat anda, tapi anda tak mempersaudarakan antara aku dgn yg lain." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Kamu adlh saudaraku di dunia dan Akhirat." Abu Isa berkata; "Hadits ni adlh hadits hasan gharib, dan dlm bab ni jg ada riwayat dari Zaid bin Abu Aufa."
Tentang dipersaudarakannya antara kaum muhajirin dan dgn kaum anshar sebagai sesama muslim jg disinggung dlm hadits riwayat imam Bukhari rahimahullah ta’ala :
صحيح البخاري ٣٤٩٦: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ لَمَّا قَدِمُوا الْمَدِينَةَ آخَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَسَعْدِ بْنِ الرَّبِيعِ قَالَ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنِّي أَكْثَرُ الْأَنْصَارِ مَالًا فَأَقْسِمُ مَالِي نِصْفَيْنِ وَلِي امْرَأَتَانِ فَانْظُرْ أَعْجَبَهُمَا إِلَيْكَ فَسَمِّهَا لِي أُطَلِّقْهَا فَإِذَا انْقَضَتْ عِدَّتُهَا فَتَزَوَّجْهَا قَالَ بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ أَيْنَ سُوقُكُمْ فَدَلُّوهُ عَلَى سُوقِ بَنِي قَيْنُقَاعَ فَمَا انْقَلَبَ إِلَّا وَمَعَهُ فَضْلٌ مِنْ أَقِطٍ وَسَمْنٍ ثُمَّ تَابَعَ الْغُدُوَّ ثُمَّ جَاءَ يَوْمًا وَبِهِ أَثَرُ صُفْرَةٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْيَمْ قَالَ تَزَوَّجْتُ قَالَ كَمْ سُقْتَ إِلَيْهَا قَالَ نَوَاةً مِنْ ذَهَبٍ أَوْ وَزْنَ نَوَاةٍ مِنْ ذَهَبٍ شَكَّ إِبْرَاهِيمُ
Shahih Bukhari 3496: Telah bercerita kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah bercerita kepadaku Ibrahim bin Sa'ad dari bapaknya dari kakeknya berkata; Ketika mereka (Kaum Muhajirin) telah tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempersaudarakan 'Abdur Rahman bin 'Auf dgn Sa'ad bin ar-Rabi'. Sa'ad berkata kepada 'Abdur Rahman; "Aku adlh orang Anshar yg paling banyak hartanya, maka hartaku aku akan bagi dua dan aku mempunyai dua istri, maka lihatlah mana diantara keduanya yg menarik hatimu dan sebut kepadaku nanti aku akan ceraikan dan apabila telah selesai masa iddahnya silakan kamu menikahinya". 'Abdur Rahman berkata; "Semoga Alah memberkahimu pd keluarga dan hartamu. Dimana letak pasar-pasar kalian?". melainkan dgn membawa keju dan minyak samin yg banyak. Lalu dia terus berdagang hingga pd suatu hari dia datang dgn mengenakan pakaian dan wewangian yg bagus. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya: "Bagaimana keadaanmu?". 'Abdur Rahman menjawab; "Aku sudah menikah". Beliau bertanya lagi: "Berapa jumlah mahar yg kamu berikan padanya?". 'Abdur Rahman menjawab; "Sebiji emas / seberat biji emas".
Banyak sekali hadits yg membicarakan tentang upaya Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam dlm mempersaudarakan para sahabat-sahabat beliau, salah satunya seperti yg diriwayatkan oleh imam Muslim rahimahullaah ta’ala dari Anas bin Malik radhyallaahu’anhu :
صحيح مسلم ٤٥٩٢: حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخَى بَيْنَ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ وَبَيْنَ أَبِي طَلْحَةَ
Shahih Muslim 4592: dari Anas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mempersaudarakan antara Abu Ubaidah bin Jarrah dgn Abu Thalhah Hadist-hadits tersebut diatas menggambarkan upaya Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam untk mempersatukan hati antara sabahat-sahabat agar timbul rasa kasih sayang dan rasa cinta satu lain dan saling tolong menolong sebagai saudara seagama sehingga akan memperkuat persatuan dlm menegakkan Islam . Selain itu dgn adanya persaudaraan tersebut akan terjalin kerja sama yg saling menguntungkan dan kuta serta tangguh untk kepentingan da’wah Islam.
Berikutnya berdasarkan hadits Rasullullah shallallaahu’alaihi wa sallam tersebut diatas, maka bagi umat Islam yg belakangan merupakan contoh yg perlu diikuti untk menjadikan sesama muslim itu sebagai saudara seagama dgn memenuhi hak-haknya sebagai muslim dan melakukan tindakan-tindakan yg sejalan bagaimana sikap orang yg saling bersaudara.
Hak sesama muslim
Sebagai sesama muslim yg saling bersaudara karena agama , maka tiap muslim satu sama lainnya mempunyai hak yg sama yg harus dihormati dan dipenuhi oleh masing-masing pihak. Sebagai salah satu contoh hak sesama muslim yg dimaksudkan adlh sebagai yg disebutkan dlm hadits riwayat imam Bukhari rahimahullaah ta’ala dari sahabat Abu Hurairah radhyallaahu’anhu :
صحيح البخاري ١١٦٤: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ تَابَعَهُ عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ وَرَوَاهُ سَلَامَةُ بْنُ رَوْحٍ عَنْ عُقَيْلٍ
Shahih Bukhari 1164: dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk yg sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yg bersin
Dalam hadits lain yg jg diriwayatkan oleh imam Bukhari rahimahullah ta’ala dari al-Bara :
صحيح البخاري ٤٧٧٧: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ الْأَشْعَثِ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ سُوَيْدٍ قَالَ الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَمَرَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعِ الْجِنَازَةِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَإِبْرَارِ الْقَسَمِ وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ وَإِفْشَاءِ السَّلَامِ وَإِجَابَةِ الدَّاعِي وَنَهَانَا عَنْ خَوَاتِيمِ الذَّهَبِ وَعَنْ آنِيَةِ الْفِضَّةِ وَعَنْ الْمَيَاثِرِ وَالْقَسِّيَّةِ وَالْإِسْتَبْرَقِ وَالدِّيبَاجِ تَابَعَهُ أَبُو عَوَانَةَ وَالشَّيْبَانِيُّ عَنْ أَشْعَثَ فِي إِفْشَاءِ السَّلَامِ
Shahih Bukhari 4777: dari Al Bara` bin Azib radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan kami tujuh perkara dan jg melarang kami dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami untk menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, menjawab orang yg bersin, menunaikan sumpah, menolong orang yg terzhalimi, menebarkan salam dan memenuhi undangan. Kemudian beliau melarang kami untk mengenakan cincin emas, memakai bejana perak, mencabut uban, mengenakan Al Qassiyyah (pakaian yg bercampur dgn bahan sutera), Al Istibraq (kain yg dilapisi dgn bahan sutera) dan Ad Diibaj (sejenis pakain dari kain sutera). Hadits ni diperkuat oleh Abu Awanah dan Asy Syaibani dari Asy'ats dlm menyebarkan salam.
Gambaran tentang hak sesama muslim menurut hadits tersebut diatas hanyalah merupakan contoh kecil tentang perlunya sesama muslim untk memenuhi hak-hak saudara muslim lainnya yg tentunya jauh lebih besar. Karena sesungguhnya sangatlah banyak hak-hak sesama saudara muslim yg harus dipenuhi oleh saudara muslim lainnya, seperti contoh hak-hak saudara muslim pejalan kaki di jalan raya, / hak-hak saudara muslim lainnya yg sama-sama menaiki kendaraan yaitu untk tak saling mendahului hanya sekedar untk agar cepat sampai ketujuan. Begitu jg dlm hal antrian untk berbagai keperluan, banyak diantara kaum muslimin yg tak menghormati hak orang lain, dgn cara mendahului orang lain yg ada di depannya.
Persaudaraan bagi sesama muslim dlm syari’at Islam sangat memegang peran yg penting sehingga persaudaraan tersebut perlu dibina secara intensif dan secara berkelanjutan oleh tiap individu muslim. Beberapa hal yg diperintahkan dlm Islam bagi tiap muslim yg berkaitan dgn akhlak terhadap sesama saudara muslim lainnya sehingga dgn akhlak yg digariskan teresbut dapatlah dibina hubungan yg baik.
Akhlak terpuji seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim antara lain meliputi :
1.Mencintai saudaranya sesama muslim 2.Mencintai karena Allah 3.Tolong menolong 4.Membantu Saudara Yang Kesulitan 5.Menyuruh kepada amar ma’ruf 6. Menutupi a’ib saudaranya sesama muslim 7. Saling menyanyangi satu sama lainnya. 8.Mendoakan kebaikan 9.Menebarkan/mengucapkan salam 10.Saling Berjabatan Tangan Ketika Bertemu 11.Ramah tamah dan rendah hati 12.Mendahulukan Kepentingan Saudaranya daripada Kepentingan Sendiri 13..Berprasangka baik
Berikut ni diulas secara sepintas hal-hal yg telah disyari’atkan sebagai akhlak bagi kaum muslimin dlm rangka membina hubungan persaudaraan sesama muslim sehingga dpt diperoleh manfaat yg optimal dan dihindarkannya kemudharatan sebagai dampak dari terabaikannya syarat-syarat persaudaraan.
1.Saling Mencintai sesama muslim karena Allah
Saling mencintai diantara sesama umat muslim karena Allah perlu ditumbuh kembangkan oleh kaum muslimin sehingga dgn adanya rasa cinta tersebut maka akan terciptalah suasana yg harmonis ditengah-tengah masyarakat muslim. Dengan adanya rasa cinta kepada sesama muslim maka akan terhindarlah hal-hal yg dpt menjadi sumber ketidak harmonisan dan permusuhan satu sama lainnya.
Saling mencintai diantara sesama muslim telah diperintahkan oleh Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam dlm sebuah hadits yg diriwayatkan oleh imam Muslim rahimahullaah ta’ala yg bersumber dari sahabat Anas bin Malik radhyalllahu’anhu :
صحيح مسلم ٦٠: حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ جَمِيعًا عَنْ الثَّقَفِيِّ قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Shahih Muslim 60: dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata, "Tiga perkara jika itu ada pd seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yg mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yg ia tak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untk masuk neraka."
Hadits yg serupa yg membicarakan tentang pentingnya saling mencinta karena Allah diantara sesama muslim diriwayatkan pula oleh imam Bukhari rahimahullaah ta’ala dari Abu Huhairah radhyalllahu’anhu :
صحيح البخاري ١٣٣٤: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Shahih Bukhari 1334: dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh (golongan orang beriman) yg akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yg ketika tak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yg adil, seorang pemuda yg menyibukkan dirinya dgn 'ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki yg hatinya terpaut dgn masjid, dua orang laki-laki yg saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yg diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, "aku takut kepada Allah", seorang yg bersedekah dgn menyembunyikannya hingga tangan kirinya tak mengetahui apa yg diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yg berdzikir kepada Allah dgn mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah kepada Alloh.
Saling memiliki rasa cinta antara kaum muslimin yg dilandasi karena Allah semata a kan menjadikan persaudaraan satu dgn yg lainnya menjadi ikhlas tanpa didasari atas pertimbangan dunia yg lebih bersifat kepada perhitungan untung rugi, karena kadang-kadang dari pikiran yg jahil muncul pertanyaan apa yg dpt diperoleh dari sebuah persahabatan ?, apakah persabahatan tersebut akan memberikan manfaat yg bersifat keduniaan, apabila sebuah persahabatan yg dilandasi kepada adanya kepentingan dan manfaat dunia belaka, bukan persaudaraan karena Allah maka persaudaraan tersebut hanya bersifat sementara dan akan putuslah hubungan sejalan dgn tak adanya lagi manfaat yg diharapkan di dalamnya. Berbeda tentunya dgn persaudaraan yg dilandasi karena Allah azza wa jalla sebagaimana yg dimaksudkan oleh Hadits Rasullullah shallallaahu’alai wa sallam.
Hendaklah tiap orang di antara kaum muslimin itu melakukan mu'amalah ukhuwah (persaudaraan) dgn sebenar-benarnya dgn cara menghendaki kebaikan untk saudaranya sebagaimana menghendaki untk dirinya, dan membenci kejahatan yg ada pd saudaranya seperti membenci kejahatan itu menimpa dirinya.
2. Sesama Muslim Yang Satu Dengan Lainnya Bagaikan Satu Bangunan
Antara kaum Muslim itu sama lainnya diibaratkan sebagai sebuah bangunan yg saling mengokohkan. Bangunan akan kokoh apabila ditunjang oleh banyak bagian yg satu sama lain saling mendukung, saling bekerja sama memperkokoh sehingga bangunan tersebut dpt tegak berdiri. Dalam hadits yg diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullaah ta’ala dari Abu Musa radhyallaahu’anhu disebutkan :
صحيح مسلم ٤٦٨٤: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو عَامِرٍ الْأَشْعَرِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ وَأَبُو أُسَامَةَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ وَابْنُ إِدْرِيسَ وَأَبُو أُسَامَةَ كُلُّهُمْ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Shahih Muslim 4684: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu 'Amir Al Asy'ari keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Idris dan Abu Usamah; Demikian jg diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al A'laa Abu Kuraib; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mubarak dan Ibnu Idris serta Abu Usamah seluruhnya dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yg satu dgn mukmin yg lain bagaikan satu bangunan, satu dgn yg lainnya saling mengokohkan.'"
Dari hadits yg disebutkan diatas maka rasa persaudaraan diantara kaum muslimin itu sangatlah penting artinya dlm rangka mewujudkan dan mengokohkan tegaknya Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
3.Saudara Sesama Muslim Hendaknya Saling Tolong Menolong
Islam telah mensyari’atkan agar antara sesama muslim sebagai orang-orang yg saling bersaudara mempunyai kewajiban untk saling menolong satu dgn yg lainnya terutama dlm hal-hal melakukan kebajikan dan taqwa yg tentunya termasuk di dlm hal tolong menolong ni adlh membantu saudara-saudara sesama muslim dlm mengatasi sesuatu yg terjadi pd diri saudara muslim lainnya.Sehingga menjadi ringanlah beban yg mungkin dipikul oleh saudara muslim tersebut. Dengan adanya pertolongan yg diberikan tersebut maka dapatlah persoalam apa yg dihadapi oleh saudara muslim tersebut dpt diatasi.
Pertolongan yg diberikan kepada sesama saudara muslim tentunya tak hanya terbatas kepada hal-hal yg berskala kecil seperti membantu meringankan pekerjaan, mengangkat barang-b arang yg berat / mungkin jg meliputi pula hal-hal yg berskala besar. Pertolongan tak saja terbatas kepada hal yg bersifat fisik, memberikan saran dan membantu memecahkan persoalan melalui nasihat-nasihat jg merupakan pertolongan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُحِلُّواْ شَعَآئِرَ اللّهِ وَلاَ الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلاَ الْهَدْيَ وَلاَ الْقَلآئِدَ وَلا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّن رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُواْ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَن صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَن تَعْتَدُواْ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّ
other source : http://cnn.com, http://flickr.com, http://wiyonggoputih.blogspot.com
0 Response to "Penjelasan Tentang Persaudaraan Kaum Muslim"
Post a Comment