This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Dr. Asep Salahudin: Islam-politik Hanya Memikirkan Golongannya

Dr. Asep Salahudin: Islam-politik Hanya Memikirkan Golongannya
Dr, Asep Salahudin
Dalam urusan politik, umat Islam menurut Dr. Asep Salahudin, selain dirundung basis material yg rapuh jg memiliki kerapuhan pd imajinasi tentang umat, warga / civil-society. Politik keummatan itu menurut cendekiawan Nahdlatul Ulama Jawa Barat tersebut tak jelas, sehingga imajinasi para politisi muslim merujuk pd umatnya sendiri. Hal ni jelas tak selaras dgn tradisi politik modern. “Di Mesir ketika Ihkwanul Muslimin (IM) berkuasa misalnya, tak mampu menjawab problem umat. Sejak awal kelahiran IM tak pernah memiliki konsepsi kewargaan yg jelas untk menjawab problem umat di sebuah entitas bangsa. Ini karena fokus politik Islam IM hanya memikirkan perebutan kekuasaan tanpa bisa memperjelas untk apa itu kekuasaan direbut. Akibatnya, kalau pun IM membela umat, umat yg dimaksud itu adlh golongan sendiri,” paparnya saat diskusi Civic Islam di Ciganitri, Bandung Selatan, Sabtu, 30 Mei 2015. Asep menunjukkan fakta bahwa ketidakjelasan konsepsi kewargaan itu karena cara pandang umat Islam dlm politik selalu mengacu pd model warga yg homogen dan bukan heterogen. Karena itu, ketika IM berkuasa misalnya, yg terjadi adlh melakukan homogenisasi terhadap negara. “Dengan kata lain, negara hanya jadi alat pelayan bagi kepentingan golongannya. Inilah mengapa kemudian militer punya alasan merebut kekuasaan,” terangnya. Fakta di Indonesia menurut Asep jg menunjukkan ketidakjelasan imajinasi civil-society. Gejala homogenisasi jg kuat. Islam-politik gagal total karena tak punya imajinasi kewargaan. Tak punya tujuan membela warga dlm bentuk yg heterogen yg kemudian artikulasi politiknya hanya untk kepentingan umatnya, maksudnya golongan masing-masing. “Ketika Islam politik itu bicara tentang warga / umat, yg dimaksudkannya adlh umatnya sendiri. Umat yg tunggal menunjuk pd kelompoknya sendiri karena itu perjuangannya hanya untk umat mereka dan tak mau memikirkan heterogenitas kelompok yg lain. Jangankan pd kelompok non muslim. Pada kelompok Islam sendiri mereka memetakan pd kelompoknya sendiri,” kritiknya. Menurut Asep, cara pandang Islam-politik ni mustahil diterapkan dlm situasi kebangsaan modern karena negara modern selalu bicara tentang pentingnya multi, multi etnik, multi ras, multi agama, multi bahasa dan seterusnya. “Itulah mengapa dlm kehidupan berbangsa senantiasa butuh ethical etnic. Civic-Islam menaruh perhatian pd etika universal karena memang untk menjawab salah pikiran dari pengusung Islam politik,” terangnya.-HN/And
Sumber : katakini.com

source : http://civicislam.blogspot.com, http://fb.com, http://pinterest.com

0 Response to "Dr. Asep Salahudin: Islam-politik Hanya Memikirkan Golongannya"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *